Ratusan Penumpang Pelni Lambelu Tidak Diijinkan Turun Kapal

SHARE

istimewa


CARAPANDANG COM- Pemerintah Kabupaten Sikka melarang 233 penumpang kapal Pelni KM. Lambelu yang baru dizinkan sandar di pelabuhan L. Say Maumere setelah tiba di Maumere pada pukul 02.30 wita waktu setempat.

"Pak bupati meminta kapal boleh sandar di pelabuhan pada pagi hari, setelah tiba pada subuh tadi dan hanya diizinkan berlabuh di tengah laut," kata Kadis Kesehatan Maumere Petrus Herlemus dilansir  ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Selasa (07/4).

Ia menjelaskan bahwa para penumpang kapal itu baru diijinkan turun dari kapal setelah petugas kesehatan naik ke atas kapal dan memeriksa kesehatan satu persatu penumpang kapal itu.

Pemeriksaan pertama kata dia akan dilakukan terhadap 95 anak buah kapal (ABK) yang sebelumnya berinteraksi dengan empat penumpang kapal atas Nunukan yang sudah dinyatakan positif COVID-19.

"Baru kemudian kami periksa para penumpang kapal, sehingga totalnya mencapai 328 orang akan diperiksa di atas kapal, oleh petugas kesehatan yang menggunakan alat pelindung diri lengkap," tambah dia.

Ia mengatakan bahwa untuk mempercepat proses pemeriksaan terhadap para penumpang kapal dan ABK, ada 20 petugas kesehatan yang ditugaskan ke atas kapal.

Masyarakat atau penumpang kapal juga diimbau untuk bisa lebih kooperatif membantu para petugas kesehatan, sehingga proses pemeriksaan kesehatan bisa berlangsung cepat.

Ia menambahkan usai diperiksa kesehatan, para penumpang kapal tersebut belum diijinkan pulang ke rumah masing-masing, karena harus menjalani masa karantina di kota Maumere selama 14 hari penuh.

"Mereka nanti akan dikarantina selama 14 hari di salah satu gedung di Maumere dan akan dipantau terus selama 14 hari itu," tambah dia.

Sebelumnya kata dia, ada beberapa sekolah negeri yang sudah disiapkan, tetapi karena ada penolakan dari warga sekitar sehingga terpaksa di pindahkan ke salah satu gedung di tengah kota.

Sebelumnya tambah dia, Pemda Sikka melalui usulan Bupati  kepada pemerintah provinsi meminta agar kapal tersebut bersama ABKnya dan ratusan penumpang kapal itu diisolasi di tengah laut selama enam hari namun tetap dipantau.

Hal ini karena pihaknya mengkhawatirkan ada ABK yang terinfeksi virus corona, karena sudah berinteraksi dengan empat penumpang positif corona yang sudah turun di Nunukan, Kalimantan Utara.

"Namun hal itu ditolak oleh Pemprov, sehingga kapal tetap dizinkan bersandar dan penumpang kapal baru diijinkan turun setelah diperiksa kesehatannya. Kita harapkan semuanya sehat-sehat selalu," tutur dia.