Reaksi Cepat Kemenhub Antisipasi Pencemaran Miyak Di Laut Batam

SHARE

Lokasi tenggelamnya kapal keruk King Richard X di perairan area berlabuh jangkar Batu Ampar, Batam. (istimewa)


CARAPANDANG.COM – Tim Reaksi cepat Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) gerak cepat lakukan penggelaran oil boom di sekitar lokasi tenggelamnya kapal keruk King Richard X di perairan area pelabuhan jangka Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau.

"Hal ini harus segera dilakukan guna mengantisipasi pencemaran minyak di laut lebih luas, mengingat lokasi Batam berhadapan langsung dengan Singapura, penanganan harus komprehensif termasuk untuk salvage kapal TSHD King Richard X, sehingga tumpahan minyak dapat dilokasir dan tertangani dengan baik," kata Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kemenhub Ahmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/12/2020).

Setelah mendapat laporan,  pihaknya langsung bergerak cepat melakukan penggelaran oil boom oleh KN. Trisula P.111 dari Pangkalan PLP Tanjung Uban, KSOP Khusus Batam dan dibantu oleh owner kapal THSD King Richard X. Untuk mengantisipasi pencemaran minyak lebih luas Kemenhub mengerahkan 4 armada yakni, KN. Trisula P. 111, KN. Rantos P.210, KN.Kalimasadha P.115 serta ditambah Armada Kapal Patroli dari KSOP Khusus Batam.

Dijelaskan Ahmad, selain melakukan penggelaran oil boom, kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Khusus Batam juga langsung meminta VTS Batam untuk membuat NTM (Notices To Marines). Selain itu, untuk mengantisipasi kecelakaan kapal pihaknya juga telah meminta pemilik kapal untuk memasang penanda pada lokasi tenggelamnya kapal.

"Kami juga telah mendapat laporan pihak agen atau pemilik kapal sudah menyurati ke Disnav Kelas I Tanjung Pinang untuk dibuatkan rambu penanda untuk kerangka kapal tersebut dan juga sudah memberikan surat ke KSOP Khusus Batam," ujarnya.

Sebelumnya dilaporkan Kapal Keruk Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) King Richard X berbendera Indonesia tenggelam di perairan sekitar area berlabuh jangkar Batu Ampar pada posisi 01° 09' 30'' N/ 103° 56' 48 E pada Minggu (13/12) pada pukul 23.00-24.00 WIB.

Saat kejadian kapal ini dalam posisi labuh jangkar sejak Maret 2018 dengan diawaki empat orang crew kapal sebagai pengawas. Saat kejadian kapal semula mengalami kebocoran yang menyebabkan kapal miring 5 derajat.

Setelah kemiringan 12 derajat, 4 orang crew kapal langsung dievakuasi oleh KRI Beladau untuk kemudian dimintai keterangan.

Ahmad, menyatakan, saat ini pihaknya bersama pihak terkait masih melakukan pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab tenggelamnya kapal TSHD King Richard X.

"Akibat kejadian ini dilaporkan tidak ada korban jiwa, saat ini masih dilakukan penyelidikan dengan meminta keterangan crew kapal mengenai penyebab tenggelamnya kapal tersebut," katanya.

Ahmad berharap kapal dapat segera dievakuasi sehingga tidak membahayakan alur lalu lintas pelayaran. Pihaknya juga mengapresiasi kesigapan personil di lapangan yang telah terlibat dalam operasi ini.