Salah Satu Negara NATO Blokir Bantuan Ke Ukraina

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Presiden Bulgaria Rumen Radev memveto pemindahan 100 kendaraan lapis baja yang dinonaktifkan dari Sofia ke Ukraina pada Senin (4/12/2023), hanya beberapa minggu setelah parlemen Bulgaria menyetujui perjanjian tersebut.

Menurut media penyiaran Bulgaria NOVA, sebagaimana dikutip Newsweek, Radev mengirimkan perjanjian tersebut kembali ke parlemen untuk diskusi baru, dengan menyatakan bahwa perwakilan yang menandatangani perjanjian tersebut tidak "cukup paham" dengan masalah tersebut.

Majelis Nasional Bulgaria meratifikasi perjanjian antara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan Ukraina pada 22 November, dan para pejabat Sofia mengatakan bahwa kendaraan pengangkut tidak lagi dibutuhkan oleh militer Sofia.

Anggota NATO termasuk Bulgaria tetap teguh mendukung perjuangan Ukraina melawan agresi Rusia. Namun seiring meningkatnya ketegangan antara Rusia dan anggota aliansi militer tersebut, beberapa negara Eropa mulai mengambil langkah-langkah untuk mengamankan perbatasan mereka jika pertempuran menyebar ke luar Ukraina.

Dalam mosinya, Radev mengatakan dia tidak berpikir bahwa perwakilan Majelis Nasional Bulgaria "menyelidiki secara memadai" apakah kendaraan tersebut tidak lagi diperlukan oleh Kementerian Dalam Negeri Sofia.

"Dari pembahasan pada saat pengesahan RUU di Majelis Nasional, terlihat bahwa sebagian besar dari mereka tidak mengetahui secara spesifik daftar perlengkapan yang disediakan pada saat pemungutan suara, sehingga tidak mungkin bagi mereka untuk melakukannya. menilai apakah hal itu sebenarnya tidak diperlukan lagi," tulis Radev.

Presiden Bulgaria menambahkan bahwa "tugas masa perang" Kementerian Dalam Negeri tidak diperhitungkan ketika anggota parlemen menyetujui transfer tersebut, dan mengatakan tidak ada rencana untuk mengganti kendaraan lapis baja kementerian setelah menyumbangkannya ke Ukraina.

Terlebih lagi, saat ini Direktorat Jenderal Polisi Perbatasan tidak memiliki peralatan medan tinggi yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup," lanjut Radev.

"Saat ini, defisit ini dikompensasi dengan peralatan transportasi dari Angkatan Darat Bulgaria. Peralatan transportasi lapis baja dataran tinggi yang diberikan kepada Ukraina melalui Perjanjian ini dapat digunakan untuk melindungi perbatasan Bulgaria-suatu hal yang sangat penting, baik untuk keamanan dalam negeri. dan untuk implementasi prioritas kebijakan luar negeri negara tersebut untuk aksesi penuh Bulgaria ke wilayah Schengen."

Anggota NATO lainnya, termasuk Amerika Serikat, juga berjanji akan mengirim tank ke garis depan Ukraina. Menurut laporan dari BBC pada September, Washington telah menandatangani perjanjian untuk menyediakan 31 tank Abrams ke Kyiv. Ukraina juga siap menerima kendaraan lapis baja dari Inggris (14 tank Challenger 2), Jerman (14 tank Leopard 2) dan Spanyol (enam tank Leopard 2). dilansir cnbcindonesia.com