Sejarah Komik dalam Lipatan

SHARE

Komik (nerdist)


Komik Indonesia memang telah mengalami masa pasang surut dalam perjalanannya. Sebelum berbicara lebih jauh tentang serba serbi komik Indonesia ada baiknya jika kita melihat definisi komik terlebih dahulu. Komik berasal dari kata comic (lucu), karena bentuk baris komik (comic strip) maupun komik satu panel, dalam dunia berbahasa Inggris sejak 1884 (Ally Sloper’s Half Holiday), terdapat pada halaman khusus akhir pekan yang disebut the funnies (yang lucu-lucu), sebagai percabangan karikatur yang kelucuannya bertujuan khusus untuk mengejek kebijakan tokoh-tokoh. Ketika dibukukan (sejak tahun 1934, melalui Famous Funnies) dan dijual tersendiri kemudian disebut comic book (buku komik). Di Indonesia, buku komik lazim disebut sebagai komik saja. Kemudian para komikus membuat buku-buku komik sebagai karya mandiri, tanpa harus dimuat surat kabar atau majalah lebih dulu.

Berbicara mengenai sejarah komik di Indonesia, maka nama Kho Wan Gie layak menjadi pionir. Kho Wan Gie melalui baris komik (comic strip) bersambung di media cetak, yang berjudul Put On sebagai komik Indonesia terawal pada tahun 1931. Sedangkan baris komik Mentjari Poetri Hidjaoe, karya Nasroen A.S., mengisi lembaran-lembaran mingguan Ratoe Timoer sejak 1939.

Di Indonesia, sejarah komik harus berterima kasih kepada bungkus ikan asin. Kenapa demikian? Dikarenakan para kreator komik dalam negeri mendapatkan inspirasi dari kertas bungkus tersebut. Sebut saja Kho Wan Gie, pencipta Put On, yang terpikat seri Bringing Up Father, Zam Nuldyn terpesona karya Harold Foster, Abdulsalam oleh Alex Raymond, Taguan Hardjo oleh serial Li’l Abner dan Walt Disney.