Serunya Rapimnas JMSI, Firli Bahuri Berdiri Bicara Anti Korupsi

SHARE

Ketua KPK, Firli Bahuri dalam Dialog Antikorupsi yang ditaja JMSI di Batam (istimewa)


CARAPANDANG - Jariangan Media Siber Indonesia (JMSI) mengadakan Rapat Pimpinan Nasional I di Batam, KepulauanRiau, Sabtu (19/3/2022). Berbagai kegiatan dilakukan dalam momentum tersebut, termasuk mengundang Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri untuk menggelar diagol antikorupsi. JMSI dan KPK telah menandatangani nota kesepahaman tentang antikorupsi dan siap bersama melawan korupsi di Indonesia.

Firli berkesempatan untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran dari antikorupsi dalam Dialog Literasi Anti Korupsi yang diadakan oleh JMSI. Dia mengemukakan, tujuan negara yang begitu besar sulit rasanya untuk diwujudkan kalau masih saja ada korupsi. Karena sesungguhnya korupsi itu bukan hanya tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

"Tetapi jauh dari itu, korupsi adalah kejahatan yang tidak hanya merugikan uang negara, dan perekonomian negara, korupsi merampas hak semua rakyat," tegasnya.

Seluruh komponen utama dalam bernegara akan terdampak jika korupsi masih terjadi, sambungnya.

"Kualitas pendidikan menjadi rendah, begitu juga dengan kualitas layanan kesehatan, bahkan infrastruktur juga menjadi cepat rusak karena kualitasnya rendah akibat praktik korupsi," jelasnya.

Selain itu, Firli mengatakan ada banyak studi yang pihaknya baca mengenai musuh sadis negara dan empat di antaranya adalah, bencana alam, radikalisme, narkotika dan korupsi.

“Banyak studi yang kami baca begitu kejam dan sadisnya empat musuh bangsa kita. Satu bencana alam, kedua radikalisme, ketiga narkotika dan yang terakhir korupsi,” sebutnya saat menjadi keynotespeaker dalam agenda dialog literasi anti korupsi yang digelar Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (19/3/2021).

Ia pun mengajak setiap elemen masyarakat termasuk penerus bangsa untuk merapatkan barisan dalam membebaskan diri dari praktik korupsi dan perilaku koruptif. Karena sesungguhnya banyak negara sulit mewujudkan tujuan karena sering terjadi korupsi.

Halaman : 1