Sosialisasi Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Palupuah

SHARE

Dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Agam, Pemerintah Daerah menggelar Sosialisasi Advokasi dan KIE (Kordinasi, Informasi, Edukasi) Penanganan Stunting Bersama BKKBN Sumatra Barat.


Laporan: Elly Syafni

AGAM, CARAPANDANG.COM - Dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Agam, Pemerintah Daerah menggelar Sosialisasi Advokasi dan KIE (Kordinasi, Informasi, Edukasi) Penanganan Stunting Bersama BKKBN Sumatera Barat.

Kegiatan itu dihadiri oleh Anggota DPR RI Komisi IX Ade Rezki Pratama bersama dengan bersama mitra kerja di Aula Kecamatan Palupuah, Selasa (16/01).

Dalam kata sambutannya Camat Palupuah Zulfikar Zulkifli S.Sos., MSi menyampaikan masalah stunting merupakan masalah nasional yg di hadapi setiap daerah dan di kecamatan Palupuah secara berangsur-angsur mulai dari setahun yang lalu pelaksanaan penurunan stunting telah menampakkan hasil.

Menurut Camat Zulfikar permasalahan yang mendasar salah satunya adalah kurangnya alat penunjang.

"Alhamdulilah dinas kesehatan telah memenuhi dan memberikan bantuan di masing-masing Posyandu dan tidak lupa terima kasih kepada ibu kader yang telah berjibaku mensosialisasikan untuk mengurangi angka stunting," ujar Zulfikar.

Pada kesempatan yang sama, perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh ketua tim Humas, Advokasi KIE, dan Hubungan Antarprovinsi, Rismiati SE menjelaskan bahwa 

"Kita punya tim pendamping keluarga di lapangan yang menjadi ujung tombak kita untuk mengidentifikasi apa-apa penyebab resiko stunting yang terjadi di lapangan. Penyebab stunting dimulai dari 1000 hari kehidupan dari mulai hamil sampai anak berumur 2 tahun yang di sebut golden periode atau pertumbuhan emas, kita dari BKKBN nencegah stanting dari hulu mulai dari catin, ibu hamil ,paska melahirkan, baduta dan balita. Ibu yang baru melahirkan adalah tugas kader KB untuk mengajak ibu tersebut untuk ikut ber KB dengan memberikan informasi yang jelas tentang KIE dan Stunting sehingga masyarakat dapat menengerti dan memahami sehingga angka stunting di kecamatan Palupuah menjadi berkurang kalau bisa tidak ada sama sekali," terang Rismiati SE .

Ade Rezki Pratama menyarankan agar tidak ada lagi pernikahan dini di kecamatan Palupuah.

"Alhamdullah menurut KUA Kecamatan Palupuah selama 2023 yang lalu tidak ada pernikahan dini, ternyata pernikahan dini merupakan salah satu penyebab stunting. Anak stunting rawan dari serangan penyakit yang harus kita lakukan adalah bantuan intervensi makanan, membawa ke puskesmas, ke rumah sakit yang lebih besar jika seandainya anak stanting tidak ada jaminan kesehatan maka kita berkewajiban mendaftarkan ke Dinas Sosial," ujar Ade Rezki.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang diwakili oleh Kabid Pengendalian Penduduk Dra Yummelti menjelaskan bahwa dari kabupaten Agam menyampaikan tentang sebaran stanting dimana data yang pada saat ini masih data tahun 2022 untuk falidasi data tahun 2022 akhir yaitu 3058 atau 9,5 % yang menderita stunting se-kabupaten Agam.

Ia juga melaporkan bahwa Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kKabupaten Agam dan Tim TPPS yang ada di kecamatan Palupuah telah bertugas mengkoordinasikan, mensinergikan dan mengevaluasikan penurunan stunting secara efektif konfergen dan integrasi dengan melibatkan semua lintas sektor.

Untuk daerah Palupuah tim TPK (Tim Pendamping Keluarga) yang terdiri dari kader kesehatan ,kader KB dan Tim PKK ada sebanyak 371 tim sekabupaten Agam, untuk Palupuah ada11 yang tersebar di lima nagari sebanyak 33 orang. 

Dari data yang dihimpun di kabupan di bulan Desember ini realisasi kunjungan kader TPK 100 % sehingga Palupuah mendapatkan peringkat satu dari 16 kecamatan di Kabupataen Agam," terang Yummelti.