Sumbar Kekurangan Dokter, Gubernur Mahyeldi Tekankan Pentingnya Pemerataan Penempatan

SHARE

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menegaskan bahwa Pemprov Sumbar terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.


Laporan: Linda Sari

SUMBAR, CARAPANDANG.COM - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menegaskan bahwa Pemprov Sumbar terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Akan tetapi, masih terdapat sejumlah kendala seperti belum tercukupinya kebutuhan dokter di Sumbar,dan berharap kendala ini bisa ditemukan solusinya lewat kolaborasi seluruh pihak yang terkait dengan SDM kedokteran.

Hal itu disampaikan Gubernur Mahyeldi saat menghadiri telewicara dalam rangka puncak peringatan HUT IDI ke-73 di Aula Student Center M. Syaaf Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) Minggu (19/11/2023) yang mengusung tema 'Peran Strategi IDI sebagai Organisasi Profesi Dokter dalam Memajukan Kesehatan Sumatera Barat'.

"Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa rasio dokter dengan jumlah penduduk adalah 1 : 1.000, yang artinya 1 dokter untuk 1.000 penduduk. Sementara itu jumlah dokter di Sumbar saat ini 4.897 orang, dengan total penduduk 5.640.629 jiwa berdasarkan data BPS 2022. Sehingga rasio dokter di Sumbar hari ini adalah 1 : 1.152. Sehingga, Sumbar masih kekurangan 743 dokter lagi," ucap Gubernur Mahyeldi.

Selain masih kurang, sambung Gubernur, pemerataan penempatan dokter di Sumbar juga belum terjadi. Sebab, sebagian besar dokter saat ini masih berada di kota besar. Belum lagi, saat ini dari total 280 unit puskesmas di Sumbar, masih terdapat 2 puskesmas tanpa dokter (0,7%), yaitu di Puskesmas Air Amo Kabupaten Sijunjung, di mana satu-satunya dokter di sana sedang menjalani studi spesialis, serta di Puskesmas Bosua Kabupaten Kepulauan Mentawai.

"Kami berharap, agar semua pihak, termasuk IDI, FK Unand, dan pihak terkait lainnya, turut mendorong terjadinya pemerataan penempatan dokter di Sumbar, terutama di daerah tersolir. Bahkan, di Mentawai itu sangat minim dokter spesialis. Kami meminta keterlibatan semua ouhak, karenaa untuk mewujudkan Indonesia sehat itu, tidak mungkin hanya pemerintah yang berusaha, melainkan perlu kerja sama dan kolaborasi," ujarnya lagi.

Gubernur Mahyeldi meyakini, bahwa momentum HUT IDI kali ini dapat menjadi gerbong awal bagi perbaikan serta reformasi sistem kesehatan. "Saya yakin dengan semangat kolaborasi, maka transformasi sistem kesehatan akan bisa kita lakukan, sehingga masyarakat kita menjadi sehat dan sejahtera," ujarnya mengakhiri.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Lila Yanwar, turut menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh segenap pihak yang terlibat, dalam pelaksanaan puncak HUT IDI ke-73 tahun ini. Ia pun berharap, agar IDI terus konsisten menjadi organisasi profesi yang mandiri, akuntabel, serta melakukan pembentukan kultur baru dalam dunia kesehatan. (adpsb/nov)