Suyatno: Tidak Ada Larangan Mahasiswa Bercadar di UHAMKA

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM -  Berita Univesitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mengeluarkan surat keputusan yang melarang mahasiswinya menggunakan cadar menjadi polemik. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan mencegah meluasnya aliran anti-Pancasila.

Berita ini memberikan gambaran akan aktifitas perkuliahan di UHAMKA. Dari berita ini Suyatno selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) langsung merespon akan aktifitas mahasiswai yang bercadar di UHAMKA.

Selaku pihak yang memiliki kepentingan, Suyatno menegaskan tidak ada larangan bagi Mahasiswi bercadar di kampusnya. Tapi, berbusana sopan dan beradab merupakan kewajiban di UHAMKA.

"Mahasiswi yang bercadar tidak dilarang. Terindentifikasi lebih kurang 12 orang menggunakan cadar di UHAMKA," ujar Suyatno dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Jumat (9/3).

Suyatno mengatakan, berbusana muslim dan muslimah merupakan anjuran yang diutamakan dan bagian dari pembentukan karakter di UHAMKA.  Meski tak melarang bercadar, UHAMKA memandang perlu untuk mengenal, memahami serta mengidentifikasi lebih dalam motif dan alasan kedua belas mahasiswi yang bercadar tersebut.

"Ternyata hasilnya tidak bisa digeneralisir. Ada yang hanya sekedar bagian dari pilihan mode busana, ada yang sudah terbiasa sejak sekolah  menengah, ada juga yang hanya ikut-ikutan. Tapi ada pula yang terindikasi karena mengikuti gerakan Islam tertentu," jelasnya.

Suyatno menambahkan, dari hasil identifikasi tersebut, UHAMKA melakukan pendekatan dan pendampingan yang berbeda-beda kepada siswi yang bercadar ini. Sesuai dengan motif masing-masing dari mahasiswi ini, sehingga ada proses pembelajaran dalam pendekatan itu.

 "Ada yang kembali pakai jilbab, tetapi ada yang tetap pakai cadar. Setelah ada proses edukasi, mahasiswa dipersilahkan menentukan sikapnya sendiri," paparnya.

Pihak UHAMKA telah mengintruksikan agar melakukan pendekatan pembelajaran kepada kedua belas mahasiswi bercadar ini.

"Kepada dosen-dosen Agama (AIKA), UHAMKA juga menitip pesan untuk dilakukan pendekatan dan pembelajaran yang saling menghargai tetapi berbasis keilmuan," tutupnya.