Tak Hadir saat Paripurna Hak Interpelasi, Pengamat: Bupati Indramyu Telah Lecehkan DPRD

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG -  Bupati Indramayu Nina Agustina tidak menghadiri rapat paripurna DPRD Kabupaten Indramayu  dengan agenda Penyampaian Penjelasan Bupati Terhadap Pertanyaan Hak Interpelasi DPRD, Jumat (11/2). Karenanya, rapat paripurna diputuskan ditunda. Kehadiran bupati diwakili oleh Sekda Kabupaten Indramayu, Rinto Waluyo.

Ketidakhadiran bupati itu langsung mengundang interupsi dari salah seorang anggota Fraksi Golkar, Muhaimin, sesaat setelah rapat paripurna dibuka Ketua DPRD Indramayu, Syaefudin.

“Interupsi Ketua, mohon izin, apakah Sekda kesini ada surat penunjukannya atau engga, ini penting karena takut dikemudian hari tidak diakui secara legal" tanya Muhaimin. 

Mendapat pernyataan tersebut Sekda Rinto menjelaskan bahwa saat ini bupati sedang medampingi Ibunya yang sedang sakit, "Sedangkan surat penugasan sudah ada," jawab Rinto. 

Menanggapi hal tersebut  Direktur Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah (PKSPD), Oushj Dialambabqa bahwa untuk menjawab hak interpelasi tidak bisa diwakili oleh Setda atau yang lain. Menuurtnya tidak ada alasan.pembenaran untuk tidak naik ke Hak Angket.

“Interpelasi ke Bupati tidak bisa diwakilkan ke Setda atau lainnya kecuali jika interpelasi Dewan itu terhadap pemerintah. Jadi boleh Bupati mendelegasikan ke bawahannya,” ujarnya.

Menurutnya jika bupati tidak hadir atau sengaja  tidak hadir, itu sudah merupakan pelanggaran peraturan perundang-undangan dan melanggar etika karena itu merupakan pelecehan terhadap Dewan.

Sementara itu, Ketua Umum Majelis Dakwah Islamiyyah (MDI) Kabupaten Indramayu Jiaul Haq mengaku kecewa dengan mangkirnya Bupati Indramayu pada saat rapat Interpelasi DPRD.

Haq mengungkapkan, banyak masyarakat yang kecewa atas ketidakhadiran Bupati Indramayu. Sebab masyarakat ingin mendapatkan kejelasan terkait informasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, bahwa adanya ketidakharmonisan antara Bupati dan Wakil Bupati.

Selain itu, lanjut Haq, terkait rotasi jabatan di lingkungan Pemerintah Daerah Indramayu yang dianggap sebagian masyarakat sangat politis bukan berdasarkan kinerja pegawai. 

Masyarakat juga ingin bertanya soal  adanya penunjukan jabatan strategis di BUMD Indramayu yang dirasa janggal. "Ini butuh penjelasan dari Bupati agar tidak menimbulkan ke gaduhan di tengah masyarakat Indramayu," pungkasnya.