Tentang Polutan Parasetamol Di Teluk Jakarta, Zainal Arifin: Perlu Riset Untuk Ungkap Sumbernya

SHARE

Ilustrasi - Teluk Jakarta dipenuhi sampah (istimewa)


CARAPANDANG.COM – Peneliti Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Zainal Arifin mengatakan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengungkap sumber polutan parasetamol di Teluk Jakarta.

"Saya kira sumber itu, lagi-lagi kita tidak melakukan risetnya itu ya, tapi mungkin secara teori seperti banyak jalan menuju Roma artinya banyak sumber yang potensial (menjadi pencemar) yang masuk ke muara Angke dan Ancol," kata Zainal dalam Sapa Media virtual Limbah Farmasetika di Perairan Teluk Jakarta yang diselenggarakan BRIN di Jakarta, Senin (4/10/2021).

Zainal menuturkan riset yang dilakukannya bersama Wulan Koagouw yang merupakan peneliti oseanografi di BRIN, serta George WJ Olivier dan Corina Ciocan dari Universitas Brighton di Inggris, baru menunjukkan ada konsentrasi parasetamol relatif tinggi di muara sungai Angke dan muara sungai Ciliwung Ancol di Teluk Jakarta.

Mereka belum sampai meneliti terkait sumber-sumber pencemaran parasetamol yang masuk ke dua lokasi perairan itu.

Namun, Zainal mengatakan studi pustaka menunjukkan 60-80 persen pencemaran di pesisir datangnya dari daratan. Oleh karena itu, besar kemungkinan sumber pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta berasal dari daratan.

Ia menuturkan secara teori, sumber sisa parasetamol yang ada di perairan Teluk Jakarta diduga dapat berasal dari tiga sumber, yakni ekskresi akibat konsumsi masyarakat yang berlebihan, rumah sakit, dan industri farmasi.

"Banyak sumbernya, mungkin yang sederhana bisa dari gaya hidup dari publik, dari obat-obat kedaluwarsa yang tidak dikelola dengan baik yang dibuang sembarangan, atau juga instalasi pengelola air limbahnya yang tidak dikelola dengan baik," ujar Zainal.

Dengan jumlah penduduk yang tinggi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan jenis obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, maka ada potensi sebagai sumber kontaminan di perairan.

Halaman : 1