Tiga Saran Jokowi Atasi Wabah Campak dan Gizi Buruk di Asmat

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM –   Wabah campak dan gizi buruk yang menimpa masyarakat suku Asmat di Papua menjadi perhatian serius pemerintah. Segala upaya telah dilakukan untuk membantu mereka.

Hal ini disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo sesaat sebelum berangkat ke Srilanka di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu (24/1).

Presiden mengatakan pemerintah mengalami kesulitan saat menyalurkan bantuan. Hal ini disebabkan sulitnya akses disana.  "Memang lokasinya sangat susah sekali lagi. Jangan membayangkan lokasi itu seperti di Jawa,” tegasnya.

Jokowi mengungkapkan lokasi di sana adalah hutan belantara. Dan antara kota dan distrik-distrik disana jaraknya sangat jauh. “Alam satu distrik juga banyak masyarakat yang terpisah hanya ada 30-40 kepala keluaga (KK)" imbuhnya.

Lebih lanjut Presiden mengatakan kejadian ini bisa menjadi pemicu pemerintah untuk segara menyelesaikan masalah pemerataan pembangunan infrasturktur hingga ke daerah-daerah pelosok. Sehingga ketika ada kejadian luar biasa seperti ini pemerintah bisa dengan cepat menyalurkan bantuan.

Untuk itu dia meminta agar pemerataan pembangunan dapat dirampungkan. Sehingga masyarakat yang terisolasi aksesnya bisa semakin terbuka ketika ada proses yang harus dilakukan seperti sekarang ini.

Selain itu, Jokowi mengatakan agar gizi buruk tidak kembali terjadi, maka harus ada pembangunan pertanian di Suku Asmat. Sebab menurut Jokowi masalah ini juga berkaitan dengan masalah pangan dengan kebiasaan berpindah-pindah untuk mencari pangan.

Untuk itu Jokowi bersama Bupati Asmat dan Gubernur Papua setuju dalam membangun sektor pertanian sehingga masyarakat yang sering berpindah-pindah mencari bahan pangan bisa menetap. Dan yang lebih penting adalah vaksinasi. Proses ini memang tidak mudah bagi dokter untuk masuk ke dalam hutan dan melakukan vaksinasi dengan akses yang sulit dijangkau. Meski demikian pemerintah akan terus berupaya agar vaksinasi ini bisa didapat masyarakat Asmat.

"Tapi vaksinasi untuk mereka banyak yang tidak mau, ini fakta di lapangan. Sehingga memang butuh pendekatan-pendekatan," katanya.