Tingkatkan Ekonomi Melalui Pertanian Inovatif dan Pemasaran yang Baik 

SHARE

​​​​​​​Kelompok Tani (Poktan) Caruak Indah yang berdiri sejak tahun 2004, mengolah lahan seluas 44 hektar di Nagari Padang Laweh yang ditanami tanaman holtikultura seperti cabe merah dan kol. 


Laporan: Linda Sari

AGAM, CARAPANDANG.COM - Kelompok Tani (Poktan) Caruak Indah yang berdiri sejak tahun 2004, mengolah lahan seluas 44 hektar di Nagari Padang Laweh yang ditanami tanaman holtikultura seperti cabe merah dan kol. 

Zulkarnain selaku ketua Poktan Caruak Indah menyampaikan tujuan dari Poktan Caruak Indah adalah menyediakan, menampung hasil panen serta pengolahan hasil panen dan abon cabe yang saat ini produksinya mencapai  10ton/hari. 

Hal tersebut mampu mengangkatkan harkat dan penghasilan petani serta mendorong perkembangan lembaga keuangan Nagari dan dapat memicu perkembangan ekonomi rumah tangga petani. 

Dalam meningkatkan hasil tani, Poktan Caruak Indah telah menciptakan berbagai inovasi salah satunya melakukan penangkaran bibit kol bunga lokal. 

Selanjutnya pembibitan aneka sayur hultikultura dengan melakukan penyemaian dan pembibitan pada beberapa titik di nagari Padang Laweh serta pengolahan hasil panen sayuran seperti abon cabe. 

Tidak hanya itu poktan juga menjalin kerjasama dengan PPL untuk mengembangkan pengetahuan petani dan kesehatan pangan serta  melakukan pengamatan pasar mengetahui selera pasar dan mengetahui berapa harga sayur di pasar setiap harinya. 

Kemudian membuat inovasi pengemasan hasil pertanian dengan mendistribusikan hasil panen langsung kepada konsumen dalam merek dagang “THREZ'O”. 

THREZ'O Indonesia sendiri merupakan badan usaha yang terlahir dari kreasi Poktan Caruak Indah untuk merangkul poktan dalam memproduksi sayur P-3  (Produk Prima aman Pestisida). 

Inovasi-inovasi tersebut mendapatkan apresiasi langsung dari Direktur Buah dan Florikultura (Buflo) Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Dr Liferdi Lukman SP MSi saat berkunjung ke Jorong Kubu Nagari Padang laweh, Jumat (28/7). 

Ia menyebutkan dibutuhkan beberapa strategi yang perlu dilakukan kelompok tani agar lahan dapat diketahui banyak orang. 

Pertama tumbuhan organik bisa menjadi krusial dan memberikan keuntungan serta harus mengetahui bagaimana cara yang benar untuk penyemprotan pastisida, pemupukkan untuk tanaman. 

Kedua adalah memasarkan produk melalui sosial media dan menginformasikannya kepada masyarakat. 

“Sosmed harus aktif dan harus sering untuk menginformasikan tentang hasil taninya. Kemudian jika sudah punya produk, harus punya pemasaran yang bagus dan baik untuk masyarakat,”ungkap Liferdi. 

Ia berharap keuntungan terbesar dari usaha ini dapat dinikmati oleh para petani, bukan hanya pedagang saja. Para petani menanggung resiko sedangkan pedagang tidak. 

Liferdi melanjutkan, sedangkan untuk mengeksport hasil tani perlu memperhatikan 3K yaitu kualitas, kuantitas, kontinu. 

Disamping itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Afniwirman menambahkan di saat ini perlu diciptakan daya tarik wisata yang fleksibel dan dapat bergerak. 

“Hasil panen kita pasti tidak sama, biasanya juga tanaman yang umur diatas separuh baya juga produktivitasnya menurun dan kualitasnya tidak sama ketika masih muda. Dan jika seperti itu tentu peminatnya juga berkurang. Hal-hal seperti itu dapat disiasati dengan olahan. Jika sudah bentuk olahan maka hasilnya akan berbeda,”tutupnya.