Tolong Garis Bawahi, Down Syndrom dan Autis Bukan Penyakit

SHARE

Down Syndrom disebut bukan penyakit (net)


CARAPANDANG.COM - Konsultan Spesialis Anak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang dr Eka Agustia Rini Sp,A (K) menyampaikan down syndrom dan autis bukan merupakan penyakit. 

"Tolong garisbawahi kedua gangguan ini bukanlah penyakit, siapa yang akan terkena tidak jelas bisa saja orang pintar, orang bodoh, orang kaya bahkan siapa pun," kata dia di Padang, Sabtu (23/3/2019). 

Ia menyampaikan itu pada talkshow peringatan hari Down Syndrome dan Autis se-dunia yang diselenggarakan UPTD Layanan Disabilitas dan Pendidikan Insklusif Kota Padang dengan tema "Yang muda Yang peduli Inklusi". 

Menurut dia, yang paling penting adalah pengenalan dini sejak awal sehingga bisa langsung diketahui. 

"Ada banyak pengetahuan tentang perkembangan anak normal contohnya pada umur dua bulan bayi sudah menatap mata ibunya, jadi kalau ada bayi yang belum melakukan itu lakukan stimulasi," ujar dia. 

Kemudian pada usia delapan bulan bayi sudah bisa bertepuk tangan, melambaikan tangan sebagai sarana komunikasi dan jika anak belum bisa perlu diwaspadai, lanjutnya. 

Ia menegaskan autis bukan gangguan tidak bisa berjalan melainkan komunikasi sehingga pada usia delapan bulan orang tua sebenarnya sudah bisa mengetahui jangan-jangan anaknya mengalami gangguan komunikasi. 

Kemudian down syndrome adalah gangguan yang terjadi ketika janin dalam kandungan mengalami perubahan gen yang penyebabnya tidak diketahui. 

"Normalnya kita ini memiliki kromosom 46 atau masing-masing 23, pada syndrom down kromosomnya jumlahnya 47," kata dia. 

Oleh sebab itu, ia tidak setuju jika ada yang mengatakan penyandang down syndrome adalah anak dengan kekurangan karena sejak dalam kandungan kromosom saja sudah berlebih dari manusia normal. 

Kemudian ia menemukan anak autis punya kecenderungan menyanyi sehingga stimulasikan dengan musik dan nyanyi, sedangkan down syndrom punya kecenderungan menari. 

"Anak adalah titipan Allah, jadi jangan disembunyikan karena mereka memiliki kelebihan, saya pernah melihat ada yang hafal hingga 250 lagu," kata dia. 

Sementara salah seorang orang tua anak penyandang down syndrom Annita Ratna Sari mengaku pada awalnya sejak awal ia tidak tahu sama sekali apa itu down syndrom. 

"Ketika anak saya Jesrian lahir saya benar-benar tidak tahu, tapi yang saya lakukan menerima apa adanya dan menjalani," kata dia. 

Kini ia berhasil menumbuhkan bakat Jesrian sebagai salah seorang perenang yang berprestasi pada 2012 dan penabuh drum yang mewakili Sumbar ke tingkat nasional.