Transformasi Teknologi Pendidikan

SHARE

Istimewa (Net)


CARAPANDANG - Oleh: Firmawati, Pengamat Pendidikan, Ketua Umum PD Nasyiatul Aisyiyah Pangandaran, Div Hukum & Advokasi DEEP Indonesia

Untuk mewujudkan visi Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila,  Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi terus menghadirkan berbagai macam terobosan Merdeka Belajar.

Kemendikbudristek mengusung Merdeka belajar dengan tujuan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas. Tujuan tersebut diantaranya memiliki empat fokus utama yakni 1) infrastruktur dan teknologi; 2) kebijakan, prosedur dan pendanaan; 3) kepemimpinan masyarakat dan budaya; 4) kurikulum, pedagogi dan asesmen.

Sampai hari ini sudah ada sekitar 22 episode merdeka belajar dari Kemendibudristek sebagai terobosan untuk menciptakan hakikat belajar yang merdeka. Nampaknya terobosan itu akan terus bertambah dibawah menteri termuda di era Joko Widodo dan Ma’ruf Amin yakni Nadiem Anwar Makarim.

Memaksa Melek Teknologi

Era digital disambut tantangan revolusi  industri 4.0 berdampingan dengan perubahan yang lebih cepat yakni masyarakat 5.0. Perubahan di masyarakat merupakan revolusi yang terbilang cepat apa lagi ketika masyarakat dihadapkan dengan wabah covid 19.

Pandemi Covid 19 membawa dampak yang sangat besar pada kehidupan kita. Adanya maklumat untuk tinggal di rumah membuat kita harus melakukan banyak aktivitas dari rumah  misalnya saja bekerja dari rumah, belanja dari rumah dan belajar dari rumah.

Situasi yang memaksa masyarakat untuk melek teknologi ini membuat kebanyakan masyarakat kaget. Tranformasi yang berlangsung dalam dunia pendidikan kita mengundang tanggapan positif dan negative. Berdasarkan riset yang dilakukan penulis penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dikeluhkan sebagian orang tua karena dinilai tidak efektif.

Persoalan utamanya adalah kesiapan dari siswa itu sendiri dalam memanfaatkan media gadget untuk menimba ilmu. Walaupun minat siswa tinggi dalam menggunakan gadget tapi mereka masih mengutamakannya sebagai media komunikasi, media hiburan diantaranya tontonan dan bermain games.

Selain itu dari sisi orang tua pembelajaran daring kerap dianggap membebani orang tua karena harus selalu meminjam gadget orang tua. Anak yang usianya masih dalam sekelolah dasar biasanya belum memiliki gadget sendiri.

Teknologi informasi dan komunikasi kini menjadi basis kehidupan manusia. Perkembangannya cepat dan masif mengkoneksikan anatara manusia satu dan lainnya. Transformasi yang berlangsung juga meliputi sistem produksi, tata kelola dan manajemen, di era ini kemudahan ada dalam genggaman.

Pendidikan Hari Ini

Prof. Yusep Rosmansyah selaku Guru Besar Bidang Teknologi Multimedia Cerdas ITB menjelaskan transformasi digital adalah sebuah upaya dan aktivitas untuk menuju sistem yang lebih cerdas dari pada sebelumnya melalui intervensi mekanisme digital. Dalam dunia pendidikan, transformasi digital bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang berprestasi dan nyaman bagi seluruh partisipan yang terlibat di dalamnya (Smart Learning Environment).

Formulasinya transformasi teknologi pendidikan digagas oleh kemendikbudristek melalui beberapa episode merdeka belajar yang berbasis pada digitalisasi. Diantaranya Episode 12 : Sekolah Aman Berbelanja Bersama SIPLAH, Episode 13 : Merdeka Berbudaya Dengan Kanal Indonesiana, Episode 15 : Kurikulum dan Platform Merdeka Mengajar, Episode 22 : Transformasi seleksi perguruan tinggi negeri.

Masyarakat harus sepenuhnya menyadari transformasi dunia pendidikan yang sedang berlangsung hari ini bukan hanya sekedar si anak ada di rumah dan guru mengajar melalui gadget. Pembenahan dunia pendidikan banyak dilakukan melalui digitalisasi. Teknologi  berubah berlangsung tanpa bisa terbendung.

Dalam dunia pendidikan kita tinggal menikmatinya sebagai sebuah kemudahan, efektivitas dan efisiensitas. Publik harus beradaptasi karena sejatinya upaya ini bertujuan menciptakan sistem yang lebih cerdas serta menyiapkan SDM akan tantangan zaman yang lebih besar kedepannya.

Taklukkan Tantangan

Tantangan untuk adaptasi bukan hanya datang pada masyarakat umum atau siswa, mahasiswa dan para orang tua. Para guru dan dosen juga dihadapkan pada tantangan yang serupa. Suka tidak suka justru para pengajar inilah yang harus jadi pelopor perubahan digitalisasi pendidikan.

Tak jarang kita menemukan para pengajar yang ada dalam usia senior mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi. Gagap teknologi atau biasa disebut gaptek kerap dilebelkan pada orang yang usianya lanjut dan ini memang terjadi di lapangan. Seringnya berlatih dan berkolaborasi dengan rekan sesame pengajar yang sudah lebih dulu terbiasa akan mengatasi gaptek dengan perlahan.

Era digitalisasi juga dihadapkan tantangan lainnya yaitu meningkatnya jumlah kekerasan pada anak. Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyebutkan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) mencatat 11.952 kasus kekerasan anak di 2021.

Selain menjadi korban anak pun dapat menjadi pelaku tindak kekerasan, penulis menganalisa kekerasan yang dilakukan anak banyak didorong dari luar dirinya misalnya saja faktor lingkungan atau pengaruh gadget. Tontonan atau Games berbau kekerasan dan pornografi mengancam anak di era digital ini.

Sekolah dan orang tua perlu serius mengantisipasi dan menanggulangi persoalan ini jangan sampai kita kecolongan oleh dampak negative era digitalisasi. Orang tua dan guru perlu duduk bersama untuk action memblokir situs-situs toxic tersebut. Anakpun harus diberi pemahaman dan diajak berkomitmen untuk memerangi hal negative yang ada di dunia digital.

Transformai teknologi dalam dunia pendidikan merupakan perubahan yang hendak mencapai  salah satu tujuan Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam menyongsong transformasi digital kita perlu bersikap bijak dalam menghadapi tantangannya. Kita harus sadar akan dampak negtif dan positifnya serta selalu waspada bersiap akan dua hal tersebut.

Kita berharap dapat menaklukkan tantangan zaman sekaligus menaklukkan tantangan di lapangan yang bersifat hambatan, kompetisi maupun dampak negative lainnya. Kelak bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju dengan SDM yang dipersiapkan unggul serta berwawasan Pancasila. Â