UE Kepada Negara Berkembang: Jangan Bergantung Pada Rusia

SHARE

Uni Eropa (UE) memperingatkan negara-negara berkembang bahwa Rusia menawarkan biji-bijian murah untuk menciptakan ketergantungan baru dengan memperburuk kerentanan ekonomi dan kerawanan pangan global.


CARAPANDANG - Uni Eropa (UE) memperingatkan negara-negara berkembang bahwa Rusia menawarkan biji-bijian murah untuk menciptakan ketergantungan baru dengan memperburuk kerentanan ekonomi dan kerawanan pangan global.

Dilansir Reuters, Kamis (3/8/2023), Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, menulis kepada negara-negara berkembang dan G20 pada Senin (31/7/2023) untuk mendesak negara berkembang berbicara dengan suara yang jelas dan bersatu mendorong Rusia kembali pada kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam aman.

Kesepakatan Laut Hitam ditengahi pada Juli 2022 oleh PBB dan Turki untuk membantu meredakan krisis pangan global setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Setelah Rusia berhenti bulan lalu, Rusia mulai menargetkan pelabuhan Ukraina dan infrastruktur biji-bijian di Laut Hitam dan Sungai Danube akibatnya harga biji-bijian global melonjak.

"Ketika dunia berurusan dengan pasokan yang terganggu dan harga yang lebih tinggi, Rusia sekarang mendekati negara-negara yang rentan dengan penawaran pengiriman bijibijian bilateral dengan harga diskon. Mereka berpura-pura memecahkan masalah yang diciptakannya sendiri," kata Borrell.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada para pemimpin Afrika pekan lalu bahwa Rusia siap menggantikan ekspor biji-bijian Ukraina ke Afrika baik secara komersial maupun bantuan untuk memenuhi ketahanan pangan global.

Rusia mengatakan bahwa jika permintaan untuk meningkatkan ekspor biji-bijian dan pupuknya dipenuhi, Rusia akan mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali perjanjian Laut Hitam.

Salah satu tuntutan utama Rusia adalah meminta Bank Pertanian Rusia dihubungkan kembali ke sistem pembayaran internasional SWIFT karena UE menghentikannya pada Juni 2022.

"Uni Eropa berusaha keras untuk memastikan bahwa sanksi tidak berdampak pada ketahanan pangan negara ketiga. Tidak ada sanksi atas ekspor makanan dan pupuk Rusia ke negara ketiga," tulis Borrell.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bulan lalu bahwa pejabat PBB baru-baru ini menengahi proposal dengan Komisi Eropa untuk memungkinkan anak perusahaan Bank Pertanian Rusia mendapatkan kembali akses ke SWIFT.