Unjuk Rasa 3 Pekan Terakhir Telah 'Menciptakan Monster' di Perancis

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Protes selama tiga pekan terakhir ini di Perancis telah "menciptakan monster", kata menteri dalam negeri Perancis pada Jumat (7/12).

Ketika berbicara dengan wartawan sebelum akhir pekan, ketika babak baru protes anti-pemerintah direncanakan digelar di seluruh negeri itu pada Sabtu untuk menentang biaya hidup yang melangit, Christophe Castaner mengatakan bahwa tidak seperti beberapa pekan belakangan ini, tampaknya lebih sedikit diduga ikut dalam protes tersebut.

Namun, Castener menyatakan jumlah protes diperkirakan mencapai beberapa ribu.

Ia menekankan kaum ekstremis pro-kekerasan diperkirakan ada di antara demonstran, dan menambahkan langkah keamanan besar direncanakan dilakukan.

Castaner mengatakan takkan ada toleransi bagi pelaku kekerasan dan menyeru demonstran agar ikut dalam dialog, demikian laporan Kantor Berita Anadolu, Sabtu pagi.

Pemrotes dengan mengenakan rompi kuning, sehingga mereka dijuluki "Rompi Kuning", diperkirakan berkumpul pada Sabtu pagi waktu setempat di Jalan Chams-Elysees, yang terkenal tempat toko, restoran dan bank mulai melakukan tindakan mereka sendiri, termasuk menutup pintu dan jendela dengan papan kayu serta pagar kawat.

Polisi menyebarkan pemberitahuan kepada pemilik toko dan restoran di sepanjang jalan itu untuk memperingatkan mereka mengenai kemungkinan kerusuhan selama demonstrasi.

Beberapa pejabat keamanan meminta mereka tetp menutup pintu dan jendela dan tidak meninggalkan kursi dan meja di luar. Mereka juga memintah perusahaan pembangunan di kota tersebut tidak meninggalkan barang di jalan.

Pasukan keamanan juga melakukan tindakan di dekat Elysee Palace di ibu kota negeri itu.

Pengerahan polisi telah ditingkatkan sebelum demonstrasi itu. Puluhan kendaraan lapis baja dan 89.000 tentara dikerahkan, termasuk 8.000 personel di Paris.

Banyak kantor pemerintah regional di seluruh Perancis juga telah melarang penjualan bahan bakar dan barang lain yang mudah terbakar.

Demonstrasi itu jgau telah mempengaruhi kehidupan budaya di Paris. Museum direncanakan ditutup pada Sabtu, pertunjukan opera dan pertandingan sepak bolah telah dibatalkan di berbagai daerah tempat protes diperkirakan dilaksanakan.

Lambang Paris seperti Menara Eiffel dan Triumph Arch direncakan ditutup selama demonstrasi.

Banyak rel kereta serta jalan di sekitar Champs-Elysees juga direncanakan ditutup.

Ribuan pemrotes Rompi Kuning telah berkumpul di kota besar utama Perancis, termasuk Paris, sejak 17 November untuk memprotes kenaikan kontroversial pajak bahan bakar Presiden Emmanuel Macron dan kondisi ekonomi yang memburuk di Perancis.

Demosntran, yang biasanya tinggal di daerah pedesaan akibat tingginya harga sewa di kota besar, menyeru Macron agar memangkas pajak bahan bakar dan melakukan pengaturan ekonomi untuk meringankan beban hidup mereka.

Pemerintah Perancis membatalkan kenaikan pajak bahan bakar pada Kamis malam (6/12), setelah berpekan-pekan demonstrasi rusuh.

Tiga orang telah tewas selama kerusuhan, sementara 1.043 orang lagi telah cedera, termasuk 222 anggota pasukan keamanan. Sebanyak 1.424 orang telah ditangkap.

Kenaikan harga babahn bakar di Perancis telah naik lebih dari 20 persen tahun ini.