Dolar Melemah Efek Asumsi Akhir Kenaikan Suku Bunga

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Mata uang safe-haven dolar AS jatuh pada Senin (Selasa pagi WIB), karena sentimen risiko membaik di tengah harapan stimulus kebijakan China dapat menstabilkan perekonomian, sementara data pekerjaan AS meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya.

Dengan pasar AS yang tutup pada Senin (4/9/2023) untuk libur Hari Buruh, likuiditas kemungkinan akan tipis dan para pedagang ragu untuk memasang taruhan besar.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, melemah 0,15 persen menjadi 104,08, namun tetap mendekati puncak dua bulan di 104,44 yang dicapai pada 25 Agustus. Indeks naik 1,7 persen pada Agustus, menghentikan penurunan dua bulan berturut-turut.

China meningkatkan langkah-langkah untuk meningkatkan perekonomian negaranya yang sedang melemah, dan Beijing merencanakan tindakan lebih lanjut termasuk melonggarkan pembatasan pembelian rumah.

Euro yang sensitif terhadap China naik 0,25 persen pada 1,0799 dolar, turun dari level terendah 10 minggu yang dicapai minggu lalu terhadap dolar. Mata uang tunggal telah melemah hampir 12 persen pada musim panas ini.

Dolar Australia dan dolar Selandia Baru juga mendapat dukungan dari langkah-langkah tersebut.

“Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang G10 lainnya hari ini karena selera risiko membaik berkat langkah-langkah dukungan China,” kata Jane Foley, kepala strategi valas di Rabobank.

Sementara itu, data pada Jumat (1/9/2023) menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS meningkat pada Agustus, namun tingkat pengangguran melonjak menjadi 3,8 persen, sementara kenaikan upah melambat.

Serangkaian data ekonomi yang menyoroti moderasi inflasi serta pelonggaran pasar tenaga kerja telah menambah kesan bahwa perekonomian AS sedang mendingin tanpa melambat secara tajam, memperkuat harapan bahwa perekonomian akan memasuki kondisi soft landing.

Pasar memperkirakan 93 persen kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada bulan ini, dan lebih dari 60 persen kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lagi pada tahun ini, menurut alat CME FedWatch. dilansir antaranews.com

 

Halaman : 1