Menggali Potensi Industri Minyak Atsiri

SHARE

Istimewa


Kinerja cantik

Dalam upaya mendorong pengembangan industri pengolahan minyak atsiri, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan daya saing di kancah domestik dan global.  Selain itu, pemerintah juga memacu industri hilir atsiri untuk menguasai riset inovasi teknologi produk dan proses produksi. Hal ini untuk mengimbangi laju daur hidup produk atsiri yang sangat cepat. Pada saat yang sama, industri atsiri juga didorong untuk memperkuat aspek keberlanjutan (sustainability) dan ramah lingkungan, sehingga bisa berdaya saing global dan memenuhi kebutuhan konsumen saat ini

“Pengembangan minyak atsiri (essential oil), melibatkan rantai nilai yang terintegrasi dari hulu sampai hilir, yakni mulai dari petani atsiri rakyat, penyuling rakyat, hingga industri hilir pengolahan minyak atsiri yang dipasarkan di dalam negeri dan ekspor,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, di Jakarta, Senin (6/11/2023).

Sebagai informasi, minyak atsiri merupakan bahan baku utama industri hilir seperti aromatheraphyflavourfragrance, cosmetics, dan wellness products yang digunakan sebagai produk konsumsi masyarakat dan/atau menjadi bahan penolong bagi industri lainnya. Industri minyak atsiri adalah bagian dari warisan budaya bangsa yang harus dilestarikan.

Performa industri pengolahan minyak atsiri dalam negeri didorong agar mampu berkontribusi mendongkrak perekonomian nasional. Kinerja ekspor produk minyak atsiri Indonesia pada tahun 2022 mencapai USD172,9 juta. Adapun lima negara tujuan utama ekspor komoditas minyak atsiri Indonesia adalah Amerika Serikat, India, Prancis, Tiongkok, dan Spanyol.

Dalam kajian Kemenperin dan PT Sucofindo (Persero) tentang penyusunan Roadmap Pengembangan Industri Hilir Minyak Atsiri yang dilakukan pada 2019, diketahui bahwa pada 2019 terdapat enam jenis minyak atsiri yang mendominasi ekspor Indonesia yaitu minyak cengkeh, nilam, serai wangi, turpentin, minyak kayu putih, dan pala. Secara total pada 2019 Indonesia telah berkontribusi sebanyak 15.500-16.400 ton untuk enam jenis minyak atsiri utama ini.

Capaian ekspor minyak atsiri tersebut, merupakan hasil dari industri minyak atsiri Indonesia pengolahan besar dan 3.000 lebih industri penyulingan kecil yang tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Industri penyulingan tersebut adalah industri penyulingan sederhana yang dilakukan secara tradisional.

Keberadaan penyulingan rakyat inilah yang mendapat perhatian serius pemerintah dengan memberikan sentuhan teknologi dan pengetahuan terbaru dalam teknik pengolahan minyak atsirinya agar rendaman atau perolehan minyak atsiri dapat meningkat.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia sendiri merupakan pasar potensial dan strategis untuk mengoptimalkan penggunaan berbagai produk turunan minyak atsiri. “Dengan program hilirisasi industri yang dikombinasikan dengan upaya peningkatan penyerapan pasar domestik, rantai nilai minyak atsiri dari hulu hingga hilir dapat terus berputar sehingga mampu menjaga harga jual minyak atsiri mentah yang dihasilkan petani rakyat,” tutur Dirjen Putu.

Lebih lanjut, Kemenperin pun mendukung aktivitas hilirisasi industri dalam rangka menciptakan nilai tambah komoditas produk agroindustri termasuk minyak atsiri. Kemenperin mendukung upaya discovery inovasi, formulasi, recipe, dan/atau penciptaan ragam jenis baru produk hilir minyak atsiri yang akan memperkaya khazanah budaya bangsa sekaligus membuka peluang pengembangan industri hilir minyak atsiri.

Halaman : 1