Menilik Upaya Pelindungan Dan Pengembangan Bahasa Daerah Dalam Seminar Internasional

SHARE

Foto: Theeast.co.id


Badan Bahasa kemudian merumuskan lima variabel penyusun indikator yang digunakan untuk menghitung Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah oleh Penuturnya (IPBD). Pertama, Bahasa Daerah, yaitu jumlah bahasa daerah yang menjadi mata pelajaran atau muatan lokal di sekolah di daerah masing-masing. Kedua, Guru, yakni jumlah guru bahasa daerah di wilayah masing-masing. Ketiga, Publikasi, yaitu jumlah publikasi cetak atau digital dalam bahasa daerah (karya sastra atau nonsastra). Keempat, Media, yakni jumlah media penyiaran elektronik yang memiliki program dalam bahasa daerah (radio, televisi, siniar/podcast, atau kanal Youtube). Kelima, Penutur, yaitu jumlah penutur yang menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari dalam ranah keluarga, pendidikan, dan masyarakat.
 
Aminudin mengatakan, kelima variabel tersebut harus didukung dengan upaya yang aktif, bukan pasif. “Kita bergerak maju melakukan pelindungan secara aktif. Kami (Badan Bahasa) melibatkan semua elemen pemangku kepentingan. Kami hanya bertindak sebagai fasilitator yang menggagas, sementara tanggung jawab ada pada pemerintah daerah,” katanya. Ia pun mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk berperan aktif dalam upaya pelindungan, pelestarian, dan pengembangan bahasa dan sastra daerah.
 
Dalam sambutannya Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Valentina Lovina Tanate, M.Hum., mengatakan bahwa Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Daerah I (Sinar Bahtera I) menghadirkan 124 pemakalah pendamping dari seluruh Indonesia dengan berbagai kajian kebahasaan dan kesastraan. Makalah terpilih akan dimuat dalam jurnal dan prosiding terindeks Scopus serta jurnal nasional terindeks Sinta. Makalah lain akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah nasional dan prosiding nasional ber-ISBN.
 
Seminar internasional ini, lanjut Valentina, merupakan salah satu upaya diseminasi atau penyebarluasan temuan dan pemutakhiran informasi dalam bidang kebahasaan dan kesastraan, khususnya bahasa dan sastra daerah. Kegiatan yang digagas oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah ini diharapkan memberikan dampak yang positif dan manfaat yang berkelanjutan di lingkup Provinsi Kalimantan Tengah, nasional, dan global. Dengan seminar ini diharapkan upaya pelindungan, pelestarian, dan revitalisasi bahasa dan sastra daerah berjalan secara masif dan konstruktif. 
 
Sinar Bahtera I menghadirkan dua pembicara kunci, yaitu Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz dan Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Restu Gunawan. Seminar ini juga menghadirkan tujuh pembicara utama internasional dan lima pembicara nasional. 
 
Ketujuh pembicara internasional yang dihadirkan ialah James T. Collins dari Universiti Kebangsaan Malaysia; Aone van Engelenhoven dari Leiden University; Hywel Coleman dari Leeds University; Charles E. Grimes dan George Quinn dari Australian National University; Muhammad Hadi dari Persatuan Sejarah Brunei; dan Ahmad Sahidah dari Universiti Utara Malaysia. Kemudian lima pembicara nasional dalam seminar ialah Suwardi Endraswara dari Universitas Negeri Yogyakarta, Bani Sudardi dari Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Kunjana Rahardi dari Universitas Sanata Dharma, dan Amirullah Abduh dari Universitas Negeri Makassar. 
 
Halaman : 1