Minyak Naik Efek Pengurangan Produksi Arab Saudi dan Rusia

SHARE

istimewa


Kedua negara tersebut akan meninjau kondisi pasar dan membuat keputusan bulanan mengenai memperdalam pemotongan atau meningkatkan produksi.

Mencerminkan kekhawatiran pasokan jangka pendek, minyak mentah berjangka Brent bulan depan diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan pada 4,13 dolar AS per barel di atas harga dalam enam bulan. Selisih yang setara untuk minyak mentah WTI berjangka AS mencapai 4,88 dolar AS per barel, juga mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan.

Harga minyak turun sejak awal karena kekhawatiran kenaikan suku bunga dan kekhawatiran investor terhadap perekonomian setelah data menunjukkan Indeks Manajer Pembelian (PMI) non-manufaktur ISM berada di 54,5, dibandingkan dengan ekspektasi 52,5.

Terhadap sejumlah mata uang, dolar naik ke level tertinggi 105,00, di atas level tertinggi enam bulan di 104,90 yang dicapai sesi sebelumnya. Penguatan dolar dapat membebani permintaan minyak karena membuat minyak mentah lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Para analis memperingatkan bahwa kenaikan harga dapat menekan permintaan ketika kilang-kilang AS memasuki periode pemeliharaan pada September-Oktober. Potensi pasokan yang lebih tinggi dari Iran, Venezuela, dan Libya juga dapat membebani harga.

Perusahaan riset IIR Energy mengatakan pada Rabu (6/9/2023) bahwa pihaknya memperkirakan penyulingan minyak AS akan meningkatkan kapasitas penyulingan yang tersedia sebesar 274.000 barel per hari untuk pekan yang berakhir 8 September.

Halaman : 1