Pantau Aktivitas Semeru, Kementerian ESDM Tambah Kamera Termal

SHARE

Menteri ESDM, Arifin Tasrif (istimewa)


"Dulu wilayah terdampak di Curah Kobokan atau 11 kilometer dari puncak, namun kini yang terjadi luncuran awan panas bisa mencapai 16 kilometer, sehingga terlampaui 5 kilometer akibat tumpahan lahar menyumbat aliran lahar," katanya.

Menurutnya Gunung Semeru statusnya naik dari Level II (waspada) menjadi level III (siaga), sehingga pihaknya meminta daerah-daerah yang sudah dipetakan dalam zona merah atau bahaya juga menjadi perhatian, sehingga tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius yang sudah ditentukan.

Ia menjelaskan meningkatnya aktivitas Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 menyebabkan sekitar 8 juta kubik pasir yang turun dan menyumbat aliran sungai, sehingga lahar yang turun dari puncak Semeru tidak bisa melalui aluran sungai tersebut yang berdampak pada meluasnya lahar ke wilayah permukiman.

Sementara Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan satu kamera termal untuk memantau aktivitas Gunung Semeru dinilai sangat kurang, sehingga Pemkab Lumajang meminta pihak Kementerian ESDM untuk menambah lagi kamera termal untuk dipasang di beberapa lokasi.

"Saya minta kamera termal ditambah dan alat-alat lain untuk memantau aktivtas Gunung Semeru ditambah," ucap wabup yang akrab disapa Bunda Indah itu.

Halaman : 1