Upaya Mewariskan Tradisi di Desa-Desa Ngada

SHARE

Istimewa


Menjaga Seni Tradisi

Di bagian wilayah Ngada yang lain, tepatnya di Desa Ratogesa, Marselus Selu juga berusaha mewariskan keahlian memainkan alat musik tradisional warisan leluhur kepada generasi yang lebih muda.

Marselus tidak tahu sejak kapan leluhurnya membuat dan memainkan alat musik tradisional yang dibuat dari bambu.

Yang dia ingat, sejak kecil dia sudah melihat orang-orang di desanya memainkan foy doa, alat musik tiup serupa seruling yang terbuat dari dua buluh bambu.

Marselus secara autodidak mempelajari cara memainkan foy doa serta alat musik tiup foy pay dan bomberdom yang dibuat dari bambu sejak berusia 15 tahun.

Semenjak itu pula dia menekuni musik tradisional. Berkat kesetiaannya menekuni musik tradisional, Marselus bisa tampil di berbagai festival, termasuk Festival Inerie, pesta budaya akbar yang diadakan di Kabupaten Ngada pada 2019.

Namun, kakek dari 10 cucu itu menghadapi tantangan untuk mewariskan keahliannya memainkan alat musik tradisional kepada generasi muda.

Marselus sempat melatih beberapa pemuda di desanya, yang secara perlahan dia tarik untuk belajar memainkan alat musik tradisional dengan moke, minuman khas Flores.

Dalam Kelompok Musik Satu Tekad, Marselus bersama para pemuda itu tampil memainkan musik tradisional di berbagai acara seperti pesta pernikahan.

Namun, kedatangan pandemi COVID-19 dan tuntutan ekonomi kemudian mendorong para pemuda yang bergabung dalam kelompok musik Marselus merantau ke luar Flores demi prospek pendapatan yang lebih menjanjikan.

"Ini tantangan buat saya, harus latih lagi, mulai latih lagi," kata Marselus saat ditemui di desanya pada 22 Juni 2022.

"Sebenarnya mereka sudah tahu semua (cara memainkan alat musik tradisional), tapi namanya hak orang pergi merantau kita tidak bisa larang," katanya, menambahkan, delapan murid yang sudah dia latih telah merantau ke luar pulau.

Marselus sekarang hanya bisa melatih generasi muda memainkan alat musik tradisional ketika dipanggil ke sekolah untuk mengajari para siswa. 

Biasanya Marselus dipanggil untuk melatih siswa memainkan alat musik tradisional kalau mau ada lomba.

Dia berharap dukungan yang lebih besar selanjutnya diberikan untuk upaya pelestarian musik tradisional.

Dia juga berharap anak-anak muda tidak hanya mengenal ragam musik dari gawai mereka, tetapi mau menekuni musik tradisi warisan nenek moyang agar bisa mewariskannya kepada generasi selanjutnya.

Sambil memegang foy doa buatannya, Marselus berdoa agar harapan-harapannya bisa terwujud.

Halaman : 1