Irigasi Rusak, 6.000 Hektare Lahan Pertanian Alami Kekeringan

SHARE

Ilustrasi


CARAPANDANG - Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan terdapat kurang lebih 6.000 hektare lahan potensial pertanian yang saat ini kering karena kesulitan air akibat kerusakan irigasi sebagai sumber utama pemasok air pertanian.

"Area pelayanan irigasi Gumbasa untuk wilayah Kabupaten Sigi kurang lebih 8.000 hektare lahan pertanian, saat ini sehubungan dengan perbaikan irigasi yang dilakukan oleh pemerintah maka kurang lebih 1.200 hektare lahan pertanian sudah diairi air dari irigasi," kata Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi Rahmat Iqbal, dalam dialog bertajuk bincang asyik (bisik), di Sigi, Kamis (17/2/2022).

Daerah Irigasi Gumbasa terletak di area lembah Palu yang memanjang dari kaki hulu Sungai Gumbasa di Kabupaten Sigi, mengalir hingga Sungai Kawatuna di Kota Palu.

Irigasi ini rusak total karena terdampak gempa dan likuefaksi pada 28 September 2018, yang membuat masyarakat petani kehilangan sumber utama penyuplai air ke lahan-lahan pertanian.

Rahmat mengatakan irigasi tersebut, untuk pelayanan khusus di Kabupaten Sigi mencakup 8.000 hektare lahan pertanian. Dari total area pelayanan itu, saat ini 1.200 lahan pertanian telah diari oleh air irigasi, masih terdapat kurang lebih 6.000 hektare lebih yang belum terairi.

Pemerintah lewat Kementerian PUPR mulai melakukan pembangunan kembali irigasi sejak tahun 2019 dimulai dari Desa Pandere Kecamatan Gumbasa. Saat ini, irigasi itu telah mengairi air hingga di Desa Kalawara Kecamatan Gumbasa dan beberapa desa di Kecamatan Tanambulava.

Sebagian wilayah yang belum terairi air irigasi, petani di wilayah itu menggunakan sumur dalam dan sumur dangkal, yang dibantu dengan sarana alkon, demi mendapatkan air pertanian. Namun, petani harus beralih dari menanam padi, ke tanaman hortikultura.

Halaman : 1