Irigasi Rusak, 6.000 Hektare Lahan Pertanian Alami Kekeringan

SHARE

Ilustrasi


"Pascabencana 28 September 2018, petani menggunakan air dari sumur dalam dan sumur dangkal, yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, NGO dan relawan," katanya.

"Sehingga lahan pertanian yang belum terairi air dari irigasi, dapat kembali difungsikan dengan mengandalkan air sumur dangkal dan air sumur dalam," ujarnya.

Pemkab Sigi melalui Dinas Pertanian, kata Rahmat telah mengajukan usulan ke pemerintah pusat terkait dengan rehabilitasi lahan pertanian, dan pembangunan sumur-sumur pertanian, dengan harapan nantinya dapat diberikan untuk dimanfaatkan oleh petani di Sigi.

Kesulitan itu untuk menghidupkan kembali lahan pertanian, membuat petani di wilayah itu harus beralih profesi dari petani ke buruh kasar.

"Untuk petani yang beralih profesi kami tidak memiliki data yang pasti, namun untuk Kabupaten Sigi 80 persen masyarakatnya bergantung dari sektor pertanian. Tentu, di beberapa titik wilayah yang belum terairi air irigasi, maka mereka pasti belum mampu untuk melakukan kegiatan bercocok tanam, maka ada intervensi dari pemerintah pusat dan daerah, dibantu oleh NGO dan relawan, agar petani dapat kembali mengolah lahan pertanian," ungkapnya.

Halaman : 1