Minyak Merosot di Tengah Meningkatnya Stok dan Produksi Bahan Bakar AS

SHARE

Istimewa


"Mengingat bahwa hampir seperlima dari kapasitas produksi minyak global saat ini berada di bawah beberapa bentuk sanksi (Iran, Venezuela, Rusia), kami percaya tidak ada cara praktis untuk menjaga barel ini keluar dari pasar yang sudah sangat ketat," JP Morgan mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.

Tetapi investor juga khawatir bahwa ekonomi yang melambat dapat mengurangi permintaan energi karena bank sentral menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.


Federal Reserve AS tidak akan membiarkan ekonomi tergelincir ke "rezim inflasi yang lebih tinggi" sekalipun itu berarti menaikkan suku bunga ke tingkat yang menempatkan pertumbuhan dalam risiko, kata Ketua Fed Jerome Powell.

Ketidakpastian di pasar minyak dan gas global dapat bertahan untuk beberapa waktu mendatang karena kapasitas cadangan sangat rendah sementara permintaan masih pulih, kata Kepala Eksekutif Shell PLC Ben van Beurden.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia yang membentuk kelompok OPEC+, memulai serangkaian pertemuan dua hari pada Rabu (29/6/2022) dengan sumber mengatakan kemungkinan perubahan kebijakan besar tampaknya tidak mungkin terjadi bulan ini.

Analis khawatir bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mungkin tidak memiliki kapasitas cadangan yang cukup untuk menebus pasokan Rusia yang hilang. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan minggu ini dia diberitahu bahwa produsen ini akan kesulitan untuk meningkatkan produksi lebih lanjut.

Namun, menteri energi UEA mengatakan negara itu, yang memproduksi sekitar 3 juta barel per hari, memiliki beberapa kapasitas cadangan di atas kuota OPEC sebesar 3,17 juta barel per hari.

Analis juga memperingatkan bahwa kerusuhan politik di Ekuador dan Libya dapat memperketat pasokan lebih lanjut.

Halaman : 1