4 Januari Batam Buka Kembali Sekolah, Khusus Di Pulau Penyangga

SHARE

Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad saat memimpin rapat persiapan sekolah tatap muka bersama guru yang mengajar di pulau-pulau penyangga, Rabu (23/12/2020). (istimewa)


CARAPANDANG.COM – Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, menetapkan kegiatan belajar mengajar tatap muka untuk TK hingga SMP sudah dapat dilaksanakan, khusus di sekolah yang berlokasi di pulau-pulau penyangga pada 4 Januari 2021.

"Ada syarat yang wajib dijalankan. Kami tidak ingin sekolah justru menjadi klaster baru penyebaran COVID-19," kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, usai memimpin pertemuan dengan kepala dan guru sekolah yang mengajar di pulau-pulau di Batam, Rabu (23/12/2020).

Terdapat sejumlah protokol kesehatan yang harus dipatuhi dan disiapkan pihak sekolah, yaitu harus menyediakan sarana sanitasi bersih, memiliki tempat cuci tangan atau hand sanitizer, mengakses layanan kesehatan, memastikan seluruh siswa dan guru mengenakan masker, memiliki alat pengecek suhu badan, memiliki data riwayat kesehatan siswa dan guru, dan mendapat persetujuan dari komite atau orang tua.

"Dari semua syarat ini, pihak sekolah sudah siap. Hanya tinggal menunggu surat pernyataan dari orang tua," kata dia.

Ia menegaskan, surat pernyataan dari orang tua itu bersifat wajib disertakan untuk siswa belajar tatap muka.

Apabila orang tua keberatan dan menolak menandatangani surat pernyataan, maka siswa masih bisa menjalani sekolah dalam jaringan dari rumah.

"Kalau sudah siap semua, 4 Januari kami mulai belajar di kelas untuk Kecamatan Belakangpadang, Bulang, dan Galang. Sekolah di Pulau Seraya di Kecamatan Sekupang dan Pulau Ngenang di Nongsa yang juga dibuka," kata dia.

Di Batam terdapat tiga kecamatan pulau penyangga, yaitu Belakangpadang, Bulang, dan Galang. Selain itu, juga terdapat kecamatan-kecamatan di pulau utama yang memiliki wilayah pulau penyangga.

Amsakar berharap keputusan sekolah tatap muka dapat menjawab kerinduan siswa dan guru untuk belajar di kelas.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin mengatakan apabila penerapan sekolah di pulau-pulau dengan tatap muka berjalan baik, maka akan dilanjutkan pada sekolah di pulau utama.

Secara teknis, ia menjelaskan, dalam satu sesi belajar satu kelas hanya diisi lima siswa untuk TK dan PAUD. Kemudian untuk SD dan SMP, satu kelas diisi 18 siswa saja, demi mematuhi protokol kesehatan jaga jarak.

"Guru dilarang berkeliling, saat mengajar cukup di depan saja. Olahraga yang sifatnya bersentuhan tidak diperbolehkan," kata Jefridin.

Ia menegaskan, pihak sekolah harus menjalankan semua protokol yang sudah disusun, agar tidak terjadi penularan virus corona. Pihak sekolah juga harus membentuk gugus tugas masing-masing.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Hendri Arulan menyampaikan terdapat delapan protokol yang sudah disusun demi menyukseskan sekolah tatap muka, yaitu protokol kesehatan umum di sekolah, protokol sarana dan prasarana pendidikan, dan protokol kesehatan tenaga pendidik.

Lalu protokol kesehatan pendidikan setelah di rumah, protokol kesehatan saat berangkat sekolah, protokol kesehatan siswa di sekolah, protokol kesehatan proses belajar, dan protokol kesehatan saat mengajar di sekolah.