Ahli Epidemiologi Sebut Terjadi Klaster Pilkada Di Sulsel

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM -  Peningkatan kasus penularan dan penyebaran virus Covid-19 usai pelaksanaan Pilkada serentak 2020 yang berlangsung pada 12 daerah di Sulawesi Selatan harus diwaspadai.

Hal ini disampaikan ahli epidemiologi dari Universitas Hasanuddin di Makassar, Prof Ridwan Amiruddin saat dikonfirmasi berkaitan dengan sejumlah calon kepala daerah dan simpatisannya terkonfimasi positif, Jumat (18/12).

Dia mengatakan penularan dan penyebaran virus Covid-19 melalui klaster Pilkada itu terjadi. "Itu sudah jelas klaster Pilkada, ini kan sudah menunjukkan kasusnya," tegasnya.

Kekhawatiran tentang tercipta mega klaster Pilkada ini sudah sangat sering diutarakan secara terbuka oleh berbagai kalangan sehingga merebak desakan dan imbauan penundaan kembali Pilkada serentak 2020 yang dilaksanakan di sembilan provinsi dan 270 kabupaten/kota itu. Pada Pilkada 2020 ini diketahui ada lebih dari 110.000.000 pemilih. 

Ketua tim konsultan Covid-19 Gugus Tugas Penanganan dan Percepatan Sulawesi Selatan ini menyebutkan, setelah pelaksanaan Pilkada, jumlah kasus cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan, berbeda saat sebelum Pilkada serentak.

"Kasus harian sebelum Pilkada maksimal 150, sekarang naik di angka 300 kasus," jelas guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin itu.

Untuk itu, patut diwaspadai penyebaran virus Korona di tengah masyarakat, mengingat hampir semua orang berada di kerumunan baik saat kampanye maupun menyalurkan hak pilihnya di TPS. Ia memprediksi, kasus orang terpapar akan terus meningkat. "Besar peluang kasus ini akan naik terus sampai Januari tahun depan,"katanya.Â