Asa Tanjungpinang Pertahankan Adipura

SHARE

PJ Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza bersama ribuan sampah yang menghiasi laut


CARAPANDANG.COM - Pemerintah Kota Tanjungpinang menjadikan penghargaan paling bergengsi dibidang kebersihan, piala Adipura sebagai salah satu fokus pada tahun 2018 ini. Pasalnya, Pemko Tanjungpinang telah mendapatkan piala Adipura pada tahun 2017, dan pada tahun 2018 ini memiliki asa untuk mempertahankan gelar kota bersih tersebut.

"Mempertahankan lebih berat dari pada baru mendapatkan. Karena ini bicara Marwah kebersihan kota Tanjungpinang," kata Penjabat (PJ) Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, saat mengadakan rapat koordinasi persiapan pantau 2 Adipura, Jumat (2/3/2018) di kantor Wali Kota, Senggarang.

Dalam rapat tersebut, Raja Ariza menyampaikan terkait sistem persampahan, dia mengharapkan Dinas Lingkungan Hiduo (DLH) kota Tanjungpinang, permasalahan sampah di Tanjungpinang harus dikelola secara cepat dan tuntas. 

"Perlu adanya sinergitas antara petugas kebersihan dan stakeholder terkait. Agar pengelolaan dan pemanfaatan sampah ini dapat kita lakukan secara cepat." jelasnya.

Raja Ariza juga mengharapkan kepada DLH untuk membentuk Kelompok Sadar Sampah di setiap kelurahan untuk mengubah pola negatif masyarakat. Saat ini, kata dia, masyarakat masih apatis terhadap sampah. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih minim, khususnya sampah. 

"Kelompok ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait masalah kebersihan dilingkungannya masing-masing. Kelompok Sadar Sampah tersebut harus terbentuk misalnya dimulai di Tanjung Unggat, Pelantar 1, 2 dan 3. Harus dibuat komitmen untuk mengawasi persampahan," kata Ariza.

Sementara itu, Kepala DLH, Yusswandi, memaparkan bahwa saat ini mereka tengah melakuka persiapan pantau 2 Adipura. Pantau 1 yg dilakukan bulan November 2017, Tanjungpinang sudah berhasil lolos dg nilai 75,61. Tim Pantau 2 tersebut akan ke Tanjungpinang untuk melakukan penilaian pada tanggal 8-13 Maret 2018. Namun dibeberapa tempat dan titik pantau terdapat nilai dibawah 75. 

"Kita harus atur strategi untuk memperbaikinya," paparnya.

Ada beberapa titik pantau yang masih dibawah rata-rata kata Yuswandi, misalnya penataan ruang terbuka hijau di Jalan Teuku Umar, Penataan trotoar di Jalan Ahmad Yani, Jalan Tugu Pahlawan, dan Jalan Adi Sucipto. Kemudian wilayah pemukiman pesisir yang terdapat pasang surut air seperti  di wilayah Tanjung Unggat yang merupakan wilayah yang menjadi fokus persampahan. Kemudian di sarana pendidikan, di SMPN 4 terkait pengomposan dan pemanfaatannya. 

"Untuk DLH sendiri lebih ditekankan pada aspek penghijauan. Jika semua itu telah tercapai di atas ambang nilai maka Adipura akan kembali diraih," kata Yuswandi.