BI Sebut Mekanisme Subsidi bantu Kendalikan Inflasi

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Bank Indonesia (BI) menyebut mekanisme subsidi yang menjadi kebijakan Pemerintah Republik Indonesia membantu mengendalikan inflasi dalam negeri di tengah mendung ekonomi secara global.

"Global mendung karena dampak Ukraina (konflik Ukraina dan Rusia) dan yang paling terdampak adalah Eropa dan Amerika," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo di Solo, Rabu.

Ia mengatakan akibat kondisi tersebut inflasi di Eropa maupun Amerika Serikat jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia karena di sana sudah tidak ada mekanisme subsidi.

"Sementara kita dampak ke energi sebagian masih ditanggung oleh APBN. Walaupun ada penyesuaian, tetapi tidak sebesar seharusnya harga pasar. Saat ini subsidi membengkak karena volume konsumsi bertambah," katanya.

Ia mencontohkan jika saat pandemi COVID-19 orang cenderung mengurangi intensitas bepergian,k saat ini mulai lebih sering bepergian. Dengan demikian, kebutuhan bahan bakar kendaraan makin tinggi.

Selain itu, jika saat pandemi COVID-19 pabrik hanya beroperasi sebentar, saat ini mulai beroperasi secara normal. Mengingat operasional pabrik mulai normal maka membutuhkan konsumsi solar yang tidak sedikit. "Sehingga volume juga bertambah, ini yang menyelamatkan ekonomi Indonesia," katanya.

Ia mengatakan meski terdampak oleh mendung global, pertumbuhan ekonomi sejauh ini masih baik. Bahkan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara nasional masih di kisaran 4,5-5,3 persen dengan kecenderungan di atas 5 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Solo Raya di kisaran 5,5-5,6 persen.
 

Halaman : 1