Cepat dan Merakyatnya Jembatan Gantung

SHARE

Istimewa


Memperlancar mobilitas

Selain menjadi objek wisata, demikian kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa yang sebelumnya harus memutar jauh karena terpisah oleh kondisi geografis, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.

“Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antarwarga,” kata Menteri Basuki dikutip dari situs remi pu.go.id, Jumat (6/10/2023).

Begitu pentingnya keberadaan jembatan gantung, sejak 2015 Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga menempatkan infrastruktur kerakyatan ini sebagai program tetap yang tiap tahun dibangun. Hasilnya, dari 2015 hingga 2021 telah dibangun  410 unit jembatan gantung di seluruh Indonesia.

Total panjang keseluruhan jembatan gantung mencapai 30.171 meter. Jembatan gantung tersebut dibangun dengan bentang terpendek 32 meter dan terpanjang 300 meter. Capaian yang luar biasa, mengingat mana kala dirangkai, total panjang jembatan gantung yang berhasil dibangun PUPR dalam kurun 2015--2021 sepanjang 30 km.

Jembatan gantung, jelas Menteri Basuki, merupakan salah satu wujud kebijakan Presiden  untuk membangun infrastruktur daerah perdesaan terutama yang sulit dijangkau sehingga lebih terbuka. Kehadiran jembatan gantung sangat dibutuhkan masyarakat karena kondisi geografi wilayah Indonesia yang memiliki banyak gunung, lembah dan sungai.

Secara fisik, kondisi ini kerap menjadi pemisah antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan berbagai fasilitas pelayanan publik seperti sekolah, pasar, dan kantor pemerintahan. Salah satu penerima manfaat pembangunan jembatan gantung itu adalah warga di Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Pada TA 2021, di sana dibangun  Jembatan Gantung Pagergunung sepanjang 60 meter. 

Menurut Kepala Desa Pagergunung Sukarman, sebelum jembatan gantung ini dibangun lalu lintas menuju Desa Gandurejo harus melewati lereng Gunung Sumbing sedalam 60 meter.  Sementara akses jalan utama selama ini harus memutar dengan memakan waktu 20--30 menit. “Setelah jembatan ini tersambung, waktu tempuh kedua desa terpangkas menjadi 2-3 menit saja,” ucap Sukarman. dilansir indonesia.go.id

Halaman : 1