DPR: Memilih Wakil Rakyat Harus Jeli

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM –  Anggota DPR RI Ahmad Sahroni mengingatkan masyarakat dalam memilih pemimpin jangan melihat dari bungkus luarnya. Termasuk dalam memilih wakilnya di perlemen harus jeli.

“Perubahan itu tidak bisa datang tiba-tiba dengan sekejap. Begitu juga dalam berbangsa. Menuju bangsa yang besar perlu tahapan perubahan dengan memilih calon pemimpin yang bisa mengantarkan menuju perubahan tersebut,” ujarnya seperti dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Senin (26/2).

Legislator DKI Jakarta III ini meminta kepada masyarakat dalam memilih wakilnya di parlemen jangan melihat fisiknya. Tapi, harus melihat visinya dalam menjalankan tugasnya saat menjadi wakil rakyat nanti.

Sahroni menceritakan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin. Dan yang harus diperhatikan bagaimana orang itu berjuang sungguh-sungguh dalam mewujudkan impiannya.

"J angan lihat sekarang, dulu itu saya bukan siapa-siapa. Saya dulu kata orang malah dibilang jelek, hitam dan pernah menjadi pencuci piring malahan supir berkali-kali. Jadi saat ini, saya bisa menjadi anggota DPR karena kerja keras dan doa. Jangan lihat gantengnya sekarang, bu," kelakar Sahroni kepada ribuan warga yang hadir saat melakukan kegiatan reses sekaligus sosialisasi 4 Pilar MPR di Kembangan Selatan, Jakarta, Sabtu (24/2).

Terpenting, bagi, menjadi wakil rakyat adalah bagaimana bisa mengembangkan amanah yang telah dititipkan kepada dirinya."Ini menjadi niat saya saat ketika terjun ke dunia politik dan terpilih menjadi anggota DPR. Jadi wakil rakyat itu harus amanah," imbuhnya.

Baginya, menjadi politisi bukanlah untuk mencari kaya. Tapi untuk mengabdi kepada masyarakat. Sebab pengabdian inilah yang akan dilihat oleh Tuhan, dan akan menjadi bekal saat menghadap Tuhan nanti di alam akherat.

"Alhamdulillah dengan kondisi saya saat ini, tidak berpolitik untuk cari kekayaan. Karena sudah cukup bagi saya, ini semua hanya titipan, ga di bawa mati," tegasnya.

Oleh karea itu dia menyayangkan banyaknya kasus OTT terhadap calon kepala daerah belakangan ini. Menurutnya, hal tersebut mengindikasikan politik kita masih menjadi jalan mencari kekayaan.

"Padahal politik itu semestinya jadi ruang pengabdian kepada masyarakat. Kalau mau kaya ya bisnis jalannya, bukan politik," demikian Sahroni.