CARAPANDANG.COM – Alumni beberapa perguruan tinggi diperebutkan lewat berbagai macam deklarasi. Baik pasangan nomor urut 01 dan nomor urut 02 mendapatkan klaim dukungan dari alumni perguruan tinggi. Menyikapi dukungan dari alumni perguruan tinggi, dosen Universitas Negeri Semarang, Cahyo Seftyono menyikapinya secara positif.
“Pada dasarnya penggunaan identitas, termasuk alumni perguruan tinggi itu baik. Karena secara normatif tidak ada perguruan tinggi dan alumni yang mengajarkan keburukan. Semua mendorong kebaikan dan kemajuan bangsa,” kata Cahyo dalam keterangannya kepada Cara Pandang, Kamis (14/2/2019).
“Jadi secara ideal, mestinya penggunaan status perkumpulan alumni perguruan tinggi sebagai bentuk dukungan kepada capres itu baik-baik saja,” imbuh sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Jawa Tengah.
Menurut Cahyo, dengan label alumni perguruan tinggi, maka pragmatisme politik dapat tereduksi.
“Identitas itu mampu mengontrol mereka. Tentu dengan embel-embel alumni perguruan tinggi, maka mereka akan lebih hati-hati dalam bersikap dan berpolitik praktis. Terutama di ruang publik,” jelasnya.
Pada akhirnya Cahyo berpesan bahwa dukung mendukung capres ini tetap bermuara kepada kepedulian bangsa.
“Harusnya, baik mendukung atau tidak, pasca pemilu setiap kampus dan alumninya tetap diperlakukan sama sebagai warga negara. Bahwa ada berseberangan ide dan preferensi politik, anggap saja itu bentuk kepedulian atas nasib bangsa bersama-sama,” tutupnya.
“Pada dasarnya penggunaan identitas, termasuk alumni perguruan tinggi itu baik. Karena secara normatif tidak ada perguruan tinggi dan alumni yang mengajarkan keburukan. Semua mendorong kebaikan dan kemajuan bangsa,” kata Cahyo dalam keterangannya kepada Cara Pandang, Kamis (14/2/2019).
“Jadi secara ideal, mestinya penggunaan status perkumpulan alumni perguruan tinggi sebagai bentuk dukungan kepada capres itu baik-baik saja,” imbuh sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Jawa Tengah.
Menurut Cahyo, dengan label alumni perguruan tinggi, maka pragmatisme politik dapat tereduksi.
“Identitas itu mampu mengontrol mereka. Tentu dengan embel-embel alumni perguruan tinggi, maka mereka akan lebih hati-hati dalam bersikap dan berpolitik praktis. Terutama di ruang publik,” jelasnya.
Pada akhirnya Cahyo berpesan bahwa dukung mendukung capres ini tetap bermuara kepada kepedulian bangsa.
“Harusnya, baik mendukung atau tidak, pasca pemilu setiap kampus dan alumninya tetap diperlakukan sama sebagai warga negara. Bahwa ada berseberangan ide dan preferensi politik, anggap saja itu bentuk kepedulian atas nasib bangsa bersama-sama,” tutupnya.
.jpg "FPID Siap Kawal Pemerintahan Baru")
.jpg "IBL 2024, Dewa United Belum Tersentuh Kekalahan 12-0")
