Eks Relawan Jokowi Tuding PSI Sedang Cari Muka

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM – Sebagai pendatang baru di perpolitikan nasional, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kerap melakukan manuver. Misalnya, partai yang diisi anak-anak muda ini sering mengeluarkan statemen yang memojokan kelompok yang bertentangan dengan pemerintah.

Dan yang lebih mengejutkan meski baru seumur jagung dalam berpolitik PSI terlalu berani menyusun formasi menteri untuk Kabinet Kerja Jilid II. Yang terkini,  Wakil Sekjen PSI Danik Eka Rahmaningtyas mengeluarkan statemen bahwa Wakil Ketua Komosi  I DPR Hanafi Rais telah melakukan kebohongan publik dan membuat berita hoax terkait penguasaan tanag 74 persen oleh segelintir orang.

Menurut  Kordinator Komunitas Relawan Sadar (KORSA) Amirullah Hidayat sebagai pendatang baru dalam perpolitikan nasional PSI seharusnya banyak belajar. Terlebih saat bicara soal land reform atau reformasi agraria.

Amir mengingatkan untuk membangun perpolitikan yang cerdas dalam mengeluarkan statemen seorang politisi harus berdasarkan data bukan asal bicara. Jika seperti maka masa depan politik bangsa ini akan bahaya.

Apalagi, Amir menambahkan jika statemen yang dilontarkan untuk mencari muka kepada Presiden Jokowi ini lebih bahaya. Politisi seperti ini jelas tidak mengedepankan kepentingan rakyat, namun hanya untuk memenuhi hasrat atau syahwat mereka  untuk bisa meraih kekuasaan.

"Mental seperti ini sangat berbahaya bagi masa depan politik kebangsaan di negeri ini, sebab berpolitik itu untuk membangun bangsa, bukan hanya untuk memuaskan hawa nafsu syahwat bisa berkuasa," ujar Amirullah di Jakarta, Kamis (29/3).

Lebih lanjut, dia menegaskan apa yang disampaikan PSI jelas-jelas sangat melukai rakyat Indonesia. Pasalnya, memang banyak tanah rakyat dirampas oleh mafia tanah.

"Silahkan PSI main ke Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, lihat di sana bagaimana penguasaan lahan oleh mafia tanah yang notabene pengusaha-pengusaha besar di Jakarta," ujar eks relawan Jokowi ini.

Amir menegaskan pada awalnya secara pribadi sangat bangga PSI berdiri, karena mengklaim sebagai partai anak muda. Tetapi setelah melihat kenyataan partai ini tidak dapat menunjukkan idealisme, malah hanya berpolitik praktis untuk berkuasa dengan segala cara, dia mengaku kecewa.

Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais mengatakan 74 persen tanah negara di Indonesia dikuasai oleh segelintir orang. Dia menyebutkan hal tersebut merupakan data dari laporan Bank Dunia pada tahun 2015.

"74 persen tanah negara dikuasai segelintir orang itu itu adalah laporan bank dunia tahun 2015. Itu kan ada datanya, jangan dibantah," kata Hanafi, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kemarin.

Hal itu juga berkaitan dengan ucapan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang mengkritisi program bagi-bagi sertifikat tanah milik Presiden Joko Widodo. Menurutnya Amien memiliki bukti yang kuat yang tengah ia siapkan saat ini.

"Memang saya kira nanti Pak Amien akan menyiapkan tulisan, memang sedang menyiapkan tulisan secara lebih utuh dan yang disampaikan oleh Pak Amien kemarin itu memang ada datanya," tegasnya.

Menurut Hanafi apa yang disampaikan Amien berdasarkan data yang masih bisa terus dipertajam. "Kita banyak masukan dari LSM, dari pakar ekonomi pakar pertanahan yang selama ini memang memberi, memfeeding informasi dan data," ujarnya.