Elektabilitas Jokowi Melorot, Hanura Minta Rakyat Jangan Percaya Survey

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM – Tidak selama hasil survey itu benar. Maka itu, jangan terlalu percaya dengan hasil survey.

Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Oesman Sapta Odang (OSO) di gedung Nusantara III Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (19/4).

OSO tidak merasa khawatir jika jagoan yang diusungnya pada Pilpres 2019, Jokowi terus mengalami penurunan. Yang paling penting baginya bagaimana menciptakan suasa Pilpres dan Pilkada berjalan tertib, aman dan bermartabat.

Maka itu dia mengimbau masyarakat untuk tak terlalu mempercayai hasil survei yang terkadang selalu tak sesuai dengan hasil akhir di lapangan. Menurut dia, pengujian paling tepat pada saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu berlangsung.

"Ada survei yang bagus sebelah sini, ada survei yang jelek sebelah sini ini sah-sah saja, tapi nanti kita akan uji di lapangan. Dan untuk menguji di lapangan itu pada saat Pilpres, nggak bisa kita berandai-andai sekarang terus seolah-olah apa yang hasil survei ini sudah pasti benar. Dulu banyak yang mensurvei seolah-olah si A menang tapi kenyataan hasilnya tidak seperti itu," jelas Ketua DPD RI itu.

Sebelumnya, baru-baru ini  Media Survey Nasional (Median) mengeluarkan hasil survey terkait elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden. Survey yang bertajuk 'Siapa Layak Jadi Lawan Atau Pasangan Jokowi?' ini didapat hasil bahwa 63,8 persen publik belum mau memilih Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

Direktur Riset Median, Sudarto, mengatakan persentase pemilih alternatif masih besar. Responden yang memilih Jokowi hanya sebanyak 36,2 persen, sedangkan yang memilih capres selain Jokowi plus yang belum menentukan sikap sebanyak 63,8 persen. "Sebanyak 63,8 persen publik belum mau memilih Joko Widodo," ujar dia.

Survey ini dilakukan pada 24 Maret-6 April 2018. Survei menggunakan 1.200 responden yang merupakan warga yang memiliki hak pilih dengan margin of error sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel survei dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Quality control dilakukan terhadap 20% sampel yang ada.