Exxon Mobil akan Keluar dari Rusia, Tangguhkan Investasi Lebih Lanjut

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Exxon Mobil akan keluar dari operasi-operasi di Rusia, termasuk ladang produksi minyak, katanya pada Selasa (1/3), menjadi perusahaan energi besar Barat terbaru yang keluar dari negara kaya minyak itu menyusul invasi Moskow ke Ukraina.

Keputusan itu termasuk operasi di proyek produksi minyak dan gas besar di Pulau Sakhalin di Timur Jauh Rusia. British BP PLC, Shell dan Equinor ASA dari Norwegia sebelumnya telah mengungkapkan rencana untuk meninggalkan operasi-operasi di Rusia.

"Mengingat situasi saat ini, Exxon Mobil tidak akan berinvestasi dalam pengembangan baru di Rusia," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Exxon tidak memberikan jadwal untuk keluar, atau mengomentari potensi penurunan aset. Perusahaan mengutuk serangan Rusia dan mengatakan mendukung rakyat Ukraina.

"Kami menyesalkan tindakan militer Rusia yang melanggar integritas wilayah Ukraina dan membahayakan rakyatnya," kata Exxon.

Exxon telah mulai mengeluarkan karyawan yang merupakan warga negara AS dari Rusia, Reuters melaporkan sebelumnya, berdasarkan dua orang yang mengetahui masalah tersebut.

Exxon tahun lalu mempekerjakan lebih dari 1.000 orang di seluruh Rusia dengan kantor di Moskow, St. Petersburg, Yekaterinburg dan Yuzhno-Sakhalinst, menurut situs webnya.

Jumlah staf ekspatriat yang dievakuasi tidak jelas pada Selasa (1/3). Perusahaan mengirim pesawat ke Pulau Sakhalin untuk mengambil staf, kata salah satu orang yang mengetahui masalah tersebut.

Exxon mengoperasikan tiga ladang minyak dan gas lepas pantai besar yang beroperasi di Pulau Sakhalin atas nama konsorsium internasional perusahaan Jepang, India, dan Rusia. Perusahaan telah memajukan rencana untuk menambah terminal ekspor gas alam cair di lokasi tersebut.
 

Halaman : 1