Hasto: Waktu Negara untuk Raih Bonus Demografi Semakin Maju

SHARE

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo (istimewa)


Menurutnya bila sebuah daerah memasuki proposisi penuaan penduduk, maka daerah tersebut akan memiliki beban baru berupa mengurus dan menanggung hidup dari para lansia yang tidak hidup dengan produktif.

Agar dapat meraih bonus demografi itu, kata dia, pada Jumat (11/3) ini di Bantul, Yogyakarta BKKBN bersama Kementerian Agama meresmikan program pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum menikah pada calon pengantin sebagai salah satu upaya untuk mengentaskan kekerdilan.

Melalui program itu nantinya calon ibu akan melalui sejumlah skrining kesehatan mulai dari periksa hemoglobin (Hb) dalam darah, memeriksa ukuran lingkar lengan atas, berat badan serta tinggi badannya.

Tujuan dilakukannya pemeriksaan itu ialah memastikan semua perempuan yang merencanakan kehamilan, tidak terkena anemia, kekurangan energi kronik (KEK), malnutrisi sehingga dapat dinyatakan layak untuk hamil.

Bila melalui pemeriksaan itu hasil yang didapatkan oleh calon ibu tidak memenuhi standar kehamilan, kata dia, BKKBN menyatakan tidak akan melarang para calon pengantin untuk menikah. ‘

Hanya saja, nantinya calon ibu akan mendapatkan pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) agar kesehatannya membaik dan anak yang dilahirkan tidak tengkes atau kerdil.

Sembari menyosialisasikan program baru tersebut, ia berharap semua pihak turut fokus dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah kekerdilan pada anak di Indonesia guna menciptakan generasi yang sehat dan unggul di masa depan.

“Kesempatan celah bonus demografi ini adanya di periode-periode sekarang. Untuk itu sumber daya manusianya harus unggul, karena keluarga yang berkualitas itu sangat menentukan kualitas generasi kita,” demikian Hasto Wardoyo.

Halaman : 1