Inilah Inovasi Kemenag Untuk Memudahkan JCH Di Tanah Suci

SHARE

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melepas kloter pertama Embarkasi Jakarta Pondok Gede (Kemenag.dok)


CARAPANDANG.COM - Kementerian Agama (Kemenag) membuat inovasi baru untuk para calon jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci. Inovasi yang dilakukan adalah untuk memudahkan para jemaah calon haji saat berada di Tanah Suci kelak.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kantor Wilayah Kemenag Kepulauan Riau (Kepri), Subadi mengatakan, salah satu kemudahan yang diberikan adalah sebuah gelang pintar untuk semua calon jemaah haji agar perjalanan haji lebih mudah.

Gelang yang akan dikenakan tersebut akan disemati QR Code yang berisikan rekam data identitas sehingga bisa diakses melalui aplikasi Haji Pintar. 

“Hal ini tentunya memudahkan aktivitas pengidentifikasian jamaah haji yang membutuhkan bantuan,” terang Subadi, saat dihubungi Senin (9/7/2018). 

Tidak sampai di sini. Peningkatan layanan yang diberikan juga sudah bisa dirasakan sejak masih di Tanah Air. Subadi menjelaskan, dilakukan percepatan keimigrasian ketika proses rekam biometrik jemaah di asrama embarkasi. Hal ini akan sangat membantu sekali. 

“Sehingga antrean di Bandara Saudi tidak lama. Antrean ini biasanya membutuhkan waktu lima jam, kini hanya satu jam saja,” terangnya. 

Sementara itu, dalam bidang akomodasi, sistem sewa akomodasi satu musim penuh untuk sebagian hotel (52,02% jamaah) di Madinah akan diberlakukan. Subadi menjelaskan, sebelumnya selama ini sistem sewa akomodasi dilakukan dengan metode blok waktu. Manfaat dari inovasi ini dengan begitu pemindahan jemaah dari Madinah dan Mekkah atau sebaliknya dapat dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan jamaah haji. 

Pada musim haji tahun ini, sambung Subadi, pemerintah juga menyediakan bumbu masakan Indonesia. Penggunaan bumbu masakan dan juru masak asal Indonesia untuk membantu jemaah untuk memperoleh komsumsi khas Indonesia. 

“Selain untuk menjaga cita rasa kuliner khas Indonesia, hal tersebut juga membantu meningkatkan ekspor Indonesia ke Arab Saudi,” terangnya. 

Penambahan katering di Makkah juga dilakukan. Jika sebelumnya hanya 25 kali, pada tahun ini menjadi 40 kali, sementara untuk ongkos biaya hidup tetap diberikan sebesar 1.500 riyal seperti tahun lalu yang akan digunakan jamaah haji untuk memenuhi kebutuhan lainnya. 

“Lalu akan diberikan tanda khusus pada paspor dan koper serta penggunaan tas kabin. Hal ini berguna untuk memudahkan pengelompokan paspor dan koper jamaah haji. Apalagi, tanda warna ini juga sekaligus menunjukkan sektor atau wilayah hotel dan nomor hotel tempat tinggal jamaah,” terang Subadi.