Kala Jokowi Bingung Hadapi Tuduhan Dirinya Ada Hubungan dengan PKI

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM –  Jelang gelaran Pilkada serentak dan Pemilu (Pileg-Pilres) fitnah dan ujaran kebencian semakin merebak. Maka itu, masyarakat agar tidak mudah percaya pada segala bentuk hoaks.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam acara pembagian  15 ribu sertipikat tanah untuk warga Kabupaten Bogor, di Lapangan Parkir Sirkuit Sentul, Bogor, kemarin.

Selain presiden, acara tersebut juga dihadiri Kepala Staf Presiden Moeldoko dan Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.

Pada kesempatan itu, presiden meminta kepada warga Bogor tidak terpengaruh dengan berita hoaks. Apalagi menjelang Pilgub Jawa Barat dan Pilbup Bogor, warga harus menjaga kerukunan dan persaudaraan.

“Jelang tahun politik tidak boleh terpengaruh dengan hoaks, serta tidak saling menjelekkan dan mencela,” tegasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini merasakan kejamnya fitnah dan berita hoaks. Misalnya tuduhan dirinya ada hubungan dengan PKI. Jokowi menegaskan bahwa tuduhan tersebut ngawur, sebab Ia lahir tahun 1961, sementara PKI dibubarkan tahun 1965.

"Saat PKI dibubarkan saya baru umur 3-4 tahun, masa ada PKI balita, ya enggak? Lucu banget kan, itu yang memfitnah ngawur," ujarnya.

Di hadapan warga dia mengungkapkan curahan hatinya, bahwa dirinya merasa bingung harus bersikap bagaimana. Karena serba salah. "Saya kadang juga mau marah gimana, enggak marah juga gimana, serba salah," tegasnya.

Lebih lanjut dia menuturkan jika dirinya marah menghadapi fitnah yang kejam tersebut ini sangat tidak produktif. Sebab saat ini pemerintah sedang fokus bekerja seperti membangun infrastruktur, membagikan sertipikat tanah dan sebagainya.

“Tapi kalau tidak marah khawatir banyak orang yang percaya dengan isu tersebut,” imbuhnya.