Keamanan dan Infrastruktur Penting untuk Adopsi "Edge Computing"

SHARE

Istimewa


Namun, menurut Stephanus, implementasi edge computing di Indonesia saat ini bisa dikatakan masih dalam tahap dini karena pelanggan masih mencari tahu lebih dalam terkait use case yang dapat mereka gunakan. Meski demikian, beberapa industri sudah mulai mengimplementasikan teknologi tersebut, salah satunya industri gaming.

"Bisa kita lihat contohnya di industri gaming yang memanfaatkan edge untuk memberikan user experience dan latensi yang terbaik karena perusahaan gaming harus mendekatkan dirinya ke pengguna mereka," imbuh Stephanus.

Untuk mempersiapkan diri menghadapi tren ke depan agar bisa masuk ke edge computing, Direktur Virtus Christian Atmadjaja menambahkan perusahaan harus menyadari bahwa pemicu mengapa edge computing diperlukan adalah karena adanya ledakan data dan tingginya jumlah perangkat yang terhubung dengan jaringan.

"Dua pendorong ini yang membuat bahwa bisa dibilang kemampuan IT untuk memproses itu kalah cepat dengan jumlah ledakan data. Sehingga, kalau semua mau diproses di data center, bisa jadi kalah cepat. Padahal data kan mesti di transfer ke data center, diolah, dianalisa, kemudian dikirim ke edge-nya lagi atau ke end user-nya. Itu mungkin akan takes time," ujar Christian.

"Itulah mengapa timbul teknologi edge computing di mana data yang relevan untuk lokasi tersebut, ya sudah datanya di-collect di sana, diproses di sana, di-generate di sana, dan di-consume di sana," imbuhnya.
 

Halaman : 1