Kematian Ibu dan Anak Tinggi, DPRD Jateng Minta Pemerintah Berikan Perhatian Serius

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah menyoroti masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi di wilayah itu yang tercatat ratusan kasus.

"Data Triwulan III Tahun 2021 telah terlaporkan kematian ibu mencapai 867 kasus, sebelumnya ada 530 kasus kematian ibu melahirkan pada 2020," kata Wakil Ketua DPRD Jateng Heri Pudyatmoko di Semarang, Sabtu (26/3/2022).

Politikus Partai Gerindra itu menyebut faktor penyebab kematian bayi, antara lain kurangnya asupan gizi bayi selama dalam kandungan yang menyebabkan berat badan lahir rendah, kelainan konginetal pada bayi dan komplikasi kehamilan.

Selain itu juga keterbatasan layanan kesehatan ibu dan anak pada masa pandemi COVID-19.

Menurut dia, hal tersebut membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah, apalagi selama pandemi COVID-19 banyak masyarakat yang takut mengakses pelayanan kesehatan.

Daerah-daerah yang banyak terjadi kasus kematian ibu dan bayi itu masuk dalam data daerah dengan angka kemiskinan tinggi di Jateng.

"Setiap daerah punya karakteristik yang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu dan anak, terutama penanganan pra dan pasca-ibu melahirkan saat berada di klinik bersalin, puskesmas dan rumah sakit," ujarnya.

Halaman : 1