Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Minta Presiden Evaluasi Nadiem Makarim

SHARE

Tangkap layar : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim


CARAPANDANG.COM – Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto saat menjadi narasumber dalam acara “Tanya Jawab Cak Ulung”, Rabu (19/8/2020), meminta Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Hal ini disinyalir karena kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Nadiem Makarim selama masa pandemi.

Dia mengatakan, pendidikan merupakan salah satu sektor yang tidak dapat dikesampingkan di tengah pandemi COVID-19. Untuk itu, pria yang akrab disapa Cak Nanto ini meminta Mendikbud Nadiem memberikan gambaran jelas terkait dengan alternatif yang telah ditawarkan kepada pihak terkait di bidang pendidikan. Nadiem kata Cak Nanto, harus tegas menawarkan produk kebijakan yang konkret. Tujuannya agar para pelaku pendidikan dapat menterjemahkan langsung di lapangan.

"Seharusnya langsung diputuskan, berdasarkan keputusan yang ideal misalnya apakah dia mau pakai pelajaran masa pandemik, atau ada pelajaran yang efektif seperti apa, diputuskan aja, baru turunannya adalah bagaimana semua komponen masyarakat mengamini itu untuk keselamatan dan kebersamaan," kata Sunanto.

Mengutip RMOL, dalam kegiatan bertajuk “Proklamasi dan Politik Milenial Di Tengah Corona” tersebut Cak Nanto mengatakan, kesehatan, sosial dan pendidikan adalah tiga komponen yang tidak boleh dilepaskan di masa pandemi ini.

"Di dalam kehidupan masa pandemik itu kan ada tiga, di samping kesehatan yang kedua sosial yang ketiga pendidikan sebagai porsi masa depan. Tiga komponen ini tidak boleh dilepaskan," ujar Cak Nanto, Rabu (19/8/2020), mengutip RMOL.

Selain tidak dapat dipisahkan, ketiga komponen tersebut juga harus memiliki standar satu kesatuan dengan kebijakan lainnya.

"Kan sekarang kadang-kadang tanggung gitu loh. Kalau gak boleh ya gak boleh, kalau boleh ya boleh gitu. Jangan boleh yang enggak-enggak gitu," katanya.

Cak Nanto pun kembali menyinggung soal sengkarutnya Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidik dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Historis di dalam konteks bagaimana membangun pendidikan itu sekali lagi saya sepakat bahwa ada lompatan yang sangat cepat untuk meningkatkan kapasitas dan peningkatan SDM. Tapi sekali lagi jangan langsung motong karena itu bisa pecah, bisa patah. Maka perlu ada pendekatan culture, pelan tapi narasinya adalah membangun masa depan," jelasnya.

Hal tersebut bisa terlaksana dengan baik, sambungnya, jika dibarengi oleh kecanggihan teknologi. Sehingga, kebijakan yang dikeluarkan harus dibarengi dengan alatnya.

"Jadi jangan sampai Mas Menteri (Nadiem) hanya mengeluarkan gagasan tapi dia tidak memberikan alatnya, itu persoalan. Kalau orang suruh mikir lagi, suruh bekerja lagi, kan jadi repot," terang Cak Nanto.

Dengan demikian, Cak Nanto berharap agar Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja Nadiem Makarim.

"Kalau kami mengusulkan di evaluasi, persoalan reshuffle kan urusan Presiden hak prerogatifnya. Jangan-jangan Nadiem tidak linier dengan apa yang diharapkan untuk mewujudkan ke depan," pungkasnya.