Laporan: Hamid Toliu
POHUWATO, CARAPANDANG.COM - Aktivis Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Harson Ali dan juga salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Pohuwato akhirnya angkat bicara.
Pegiat anti korupsi ini dibuat geram terkait kekisruhan dua kubu yang saling mengklaim kepengurusan KUD Dharma Tani Marisa (DTM).
Padahal, menurut aktivis nasional ini, tanpa disadari mereka yang mengklaim KUD DTM, ini merupakan tindakan provokasi terhadap masyarakat yang akhirnya berdampak pada kondusifitas di daerah.
"Daerah ini pun akan jadi gaduh dengan beragam pernyataan, sehingga berdampak negatif, dan yang menjadi korban bukan kedua kubu berseteru. Korban dari pernyataan mereka adalah masyarakat Pohuwato termasuk saya sendiri selaku putra daerah," kata Harson.
Olehnya itu, ia menegaskan agar polemik ini dapat segera diakhiri. Karena, kata Harson, apabila mau mencari siapa yang benar dan salah, sah tidaknya itu ada ranahnya.
Kisruh KUD hari ini oleh kedua kubu yang saling mengklaim kata Harson, haruslah disudahi.
"Dan somasi terhadap pemerintah daerah dalam hal ini Bupati, Wakil Bupati dan Kadis Perindagkop itu, saya menganggapnya ngawur," ujar Harson.
Polemik yang terjadi selama ini, kata dia lagi, seharusnya tidak mengganggu ruang publik.
"Kritik boleh. Namun, hari ini yang terjadi kekisruhan dua kubu justru membuat masyarakat bingung, sebab masing-masing mengklaim legal, yang harusnya itu kan ada salurannya ke proses hukum," jelas Harson.
Terakhir, ia berharap kedua kubu haruslah berpikir bijak dan teduh, sehingga daerah kita tetap kondusif dan para investor nyaman dengan tetap menghargai keputusan pemerintah daerah.
POHUWATO, CARAPANDANG.COM - Aktivis Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Harson Ali dan juga salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Pohuwato akhirnya angkat bicara.
Pegiat anti korupsi ini dibuat geram terkait kekisruhan dua kubu yang saling mengklaim kepengurusan KUD Dharma Tani Marisa (DTM).
Padahal, menurut aktivis nasional ini, tanpa disadari mereka yang mengklaim KUD DTM, ini merupakan tindakan provokasi terhadap masyarakat yang akhirnya berdampak pada kondusifitas di daerah.
"Daerah ini pun akan jadi gaduh dengan beragam pernyataan, sehingga berdampak negatif, dan yang menjadi korban bukan kedua kubu berseteru. Korban dari pernyataan mereka adalah masyarakat Pohuwato termasuk saya sendiri selaku putra daerah," kata Harson.
Olehnya itu, ia menegaskan agar polemik ini dapat segera diakhiri. Karena, kata Harson, apabila mau mencari siapa yang benar dan salah, sah tidaknya itu ada ranahnya.
Kisruh KUD hari ini oleh kedua kubu yang saling mengklaim kata Harson, haruslah disudahi.
"Dan somasi terhadap pemerintah daerah dalam hal ini Bupati, Wakil Bupati dan Kadis Perindagkop itu, saya menganggapnya ngawur," ujar Harson.
Polemik yang terjadi selama ini, kata dia lagi, seharusnya tidak mengganggu ruang publik.
"Kritik boleh. Namun, hari ini yang terjadi kekisruhan dua kubu justru membuat masyarakat bingung, sebab masing-masing mengklaim legal, yang harusnya itu kan ada salurannya ke proses hukum," jelas Harson.
Terakhir, ia berharap kedua kubu haruslah berpikir bijak dan teduh, sehingga daerah kita tetap kondusif dan para investor nyaman dengan tetap menghargai keputusan pemerintah daerah.