Mahfud Minta Masyarakat Tidak Langsung Simpulkan Musibah Yang Terjadi Adalah Azab Allah

SHARE

Mahfud MD (Istimewa)


CARAPANDANG.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD meminta masyarakat tidak buru-buru menyimpulkan musibah tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung sebagai azab. Hal tersebut disampaikan di akun Twitter miliknya, @mohmahfudmd, kemarin. Di akun Twitter miliknya, Mahfud menulis, tsunami adalah sunnatullah bekerjanya alam yang bisa menimpa siapa saja.

Melansir dari RMOL.co, pakar hukum dan tata negara ini menyimpulkan musibah sebagai azab merupakan hal yang tidak tepat. Pasalnya, banyak orang baik dari komunitas yang tidak jahat, yang menjadi korban bencana alam tersebut. Selain itu, kesimpulan seperti itu menafikan sifat kasih sayang Allah.

Sebelumnya, pada akhir September lalu, Pulau Sulawesi juga dihantam tsunami. Diawali gempa bumi berkekuatan 7,4 skala momen, tsunami setinggi 5 meter kemudian menerjang sejumlah kawasan di pulau itu, seperti Kota Palu, Donggala, Poso, Tolitoli sampai Mamuju. Korban jiwa mencapai 2.045 orang. 

Mahfud mengaku perlu menyampaikan hal itu lantaran bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia sebelumnya, yaitu gempa dan tsunami di Palu dan Lombok, dikontroversikan secara politik. Ada yang bilang azab ada yang bilang ujian. Padahal korbannya bercampur-campur aliran politiknya. Dan banyak orang baiknya. 

"Allah maha pengasih, tak mungkin mengazab dengan membabi buta. Itu sunnatullah," tulisnya. 

Mahfud juga menjawab cuitan followernya yang menyebut tsunami adalah azab bagi si durjana. Ujian bagi yang beriman dan ibrah bagi yang mau mengambil pelajaran. Namun menurut Mahfud, kicauan followernya itu terlalu rumit. Terlalu akademis. Kata dia, apakah suatu bencana merupakan azab, ujian, atau ibrah, tak perlu dikaitkan dengan satu bencana. 

"Yang penting, apakah itu azab, ujian, atau ibrah maka solusinya sama, yakni bertaqwa kepada Allah SWT. Oke/tak oke, itulah jawabannya," tulis Mahfud.

Kicauan Mahfud ini mendapat banyak respons. Ada yang setuju, ada yang tak sependapat. Akun 770 Mig mengatakan, azab Allah atau bukan, itu jelas bukan hak manusia untuk menyimpulkan. Tsunami menerjang bukan berarti menghilangkan sifat Maha Penyayang. "Allah punya cara sendiri mencintai miliknya," cuitnya.