Media Asing Soroti Kualitas Udara Jakarta

SHARE

Kualitas udara Jakarta menjadi salah satu yang terburuk di dunia. Media asing ramai-ramai menyoroti kualitas udara Ibu Kota Republik Indonesia ini.


CARAPANDANG - Kualitas udara Jakarta menjadi salah satu yang terburuk di dunia. Media asing ramai-ramai menyoroti kualitas udara Ibu Kota Republik Indonesia ini.

Kualitas udara di Jakarta sangat buruk dan tidak sehat pada Selasa (15/8/2023) pagi.

Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi Ibu Kota berada di angka 183 pada pukul 08.00 WIB dan menempati peringkat ke-1 kota paling berpolusi udara yang tidak sehat. Level ini dapat diartikan udara Jakarta tidak sehat untuk dihirup oleh masyarakat Jakarta.

Kemudian, tingkat konsentrasi PM2.5 Jakarta saat ini pada level 116,7µg/m³ atau setara dengan 23,3 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Kualitas udara Jakarta yang buruk ini membuat masyarakat khawatir tentang penyakit yang mungkin ditimbulkan karenanya.

Bukan hanya masyarakat RI yang geger, topik buruknya kualitas udara Jakarta ini juga disorot secara khusus oleh beberapa media asing.

Media asal Malaysia, Astro Awani menyebut Jakarta sebagai "bandar paling tercemar di dunia" dan secara konsisten berada di 10 kota dengan udara terburuk sejak beberapa bulan terakhir.

Astro Awani mengambil data dari IQAir. Kemudian media asal Bangladesh, TBS News, menyebut bahwa Jakarta secara konsisten telah menempati peringkat 10 besar sebagai kota tercemar di dunia.

"Jakarta secara konsisten menempati peringkat di antara 10 kota paling tercemar secara global sejak Mei dan minggu lalu menduduki peringkat teratas global yang disusun oleh perusahaan teknologi kualitas udara Swiss, IQAir. Pada Senin, Jakarta menduduki peringkat kedua," bunyi artikel di media tersebut.

Media tersebut juga menulis bahwa salah satu penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta lantaran efek industri dan lalu lintas jalan yang berlebihan.

Meski demikian, kelompok lingkungan menunjuk ke pembangkit listrik tenaga batu bara sebagai penyebab utamanya.

Selain kedua media tersebut, Bloomberg dan Reuters juga secara khusus mengangkat topik terkait buruknya kualitas udara Jakarta.