Menggali Potensi Industri Minyak Atsiri

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Selain kaya minyak bumi, Indonesia juga punya kekayaan yang belum banyak diolah, yakni minyak atsiri atau essential oil. Inilah salah satu kekayaan sumber daya agro yang punya nilai ekonomi tinggi. Minyak atsiri ini diperlukan dalam berbagai industri lanjutan seperti sebagai bahan baku industri parfum, kosmetik, farmasi, hingga essense.

Hingga saat ini telah dikenal sebanyak 99 jenis tanaman minyak atsiri. Sebanyak 40 jenis di antaranya tersedia di Indonesia. Ke-40 tanaman minyak atsiri tersebut tumbuh dengan baik di tanah Indonesia yang subur. Dengan posisi geografis di wilayah tropis, Indonesia mempunyai potensi sebagai champion dalam budi daya komersial tanaman penghasil minyak atsiri tropis.

Dari 40 jenis tanaman minyak atsiri yang ada di tanah air, sebanyak 17 jenis tanaman minyak atsiri yang telah dibudidayakan secara komersial. Dari sebanyak 17 jenis tanaman minyak atsiri tersebut, terdapat tujuh jenis tanaman minyak atsiri utama yang menjadi primadona di pasar global. Tujuh minyak atsiri itu adalah cengkih, nilam, serai wangi, pala, kayu putih, akar wangi, dan gaharu, selain itu terdapat dua jenis produk getah/bukan atsiri tetapi mirip yaitu gambir dan turpentin.

Persebaran Bahan Baku

Merujuk data Kemenperin, secara umum persebaran produksi bahan baku minyak atsiri merata di seluruh tanah air, dengan beberapa ciri khas produksi tanaman di beberapa daerah. Persebaran bahan baku tanaman minyak atsiri di Pulau Sumatra cukup berlimpah dengan jenis tanaman minyak atsiri serai wangi, cengkeh, pala, nilam, pinus, cassiavera, gambir, kemiri, gardanon, lada, dan masoi.

Di Pulau Jawa, tumbuhan minyak atsiri yang tersedia adalah cengkeh, akar wangi, serai wangi, kayu putih, pinus, nilam, serai, kenanga, vanili, lada, kayu manis, adas, dan pala.

Sementara itu, di Pulau Kalimantan, persebaran jenis tanaman minyak atsiri didominasi pertumbuhan tanaman minyak atsiri nilam dan kayu putih. Hal ini disebabkan karena di pulau Kalimantan jenis tanah dan kebiasaan tanam masyarakatnya lebih condong pada penanaman kelapa sawit.

Di Pulau Sulawesi, tanaman minyak atsiri yang ada adalah cengkeh, pala, lada, vanili, kemiri, nilam, pinus, dan serai wangi. Lain lagi dengan Kepulauan Maluku, di kepulauan ini persebaran tanaman minyak atsiri yang ada adalah kayu manis, vanili, lada, cengkeh, pala, nilam, dan kayu putih. Sedangkan Pulau Papua memiliki jenis tanaman minyak atsiri yaitu cengkeh, lada, masoi, gaharu, kayu putih, kayu lawang, dan gambir.

Tumbuhan minyak atsiri tersebut melalui proses pendistilasian untuk bisa mendapatkan minyak atsiri. Proses dari hulu hingga hilir untuk memproduksi minyak atsiri ini cukup panjang.

Bagian hulu produksi tanaman minyak atsiri dimulai dari petani. Petani menanam hingga memanen tumbuhan minyak atsiri tersebut. Setelahnya, petani mengumpulkan terna tanaman baku dari tumbuhan ini lalu mengirimkannya ke penyulingan rakyat untuk diekstraksi.

Tidak semua tumbuhan bisa menghasilkan minyak atsiri, dan seperti itu pula tidak semua bagian dari tumbuhan minyak atsiri mengandung minyak atsiri tersebut. Bagian tumbuhan minyak atsiri yang mengandung minyak atsiri tersebut antara lain akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Dalam produksi minyak cengkeh misalnya, bagian yang diambil untuk disuling biasanya adalah daun, gagang, atau bunga. Akan tetapi umumnya yang paling sering digunakan adalah bagian daun cengkeh. dilansir indonesia.go.id

Halaman : 1