Museum Bahari, Dari Koleksi Sejarah Maritim Hingga Lukisan Malahayati

SHARE

Kebakaran Museum Bahari (oke zone)


CARAPANDANG.COM – Selasa pagi (16/1) kabar duka menerpa para pencinta sejarah. Museum Bahari mengalami kebakaran. Dari tiga gedung yang berada di kompleks Museum Bahari tercatat gedung C yang terbakar. Seperti dilansir CNN Indonesia, menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta Subejo bahwa Gedung C yang mengalami kerusakan paling berat akibat kebakaran itu ada di lantai 2.

Museum Bahari sendiri dahulunya merupakan gudang untuk menyimpan rempah-rempah. Barulah pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, setelah berpindah-pindah kepemilikan, maka ditetapkanlah tempat tersebut sebagai Museum Bahari. Ali Sadikin mengambil alih gudang Telkom pada 1976 dan menjadikannya Museum Bahari. Ali Sadikin meresmikannya pada 7 Juli 1977.

Museum Bahari menyimpan beragam benda bersejarah terkait dunia maritim. Seperti dilansir situs historia, Museum Bahari memiliki ratusan koleksi yang berkaitan dengan dunia maritim nusantara. Dari foto, lukisan, alat navigasi, hingga keramik. Semuanya didapatkan melalui perburuan maupun hibah.

Perahu tradisional dari berbagai daerah menjadi koleksi terbanyak museum. Ada yang asli, ada pula yang sekadar replika. Ada juga patung-patung tokoh bersejarah yang berkaitan dengan dunia maritim seperti Ibnu Battutah. Semua ini membantu memperlengkap informasi mengenai masa lalu kemaritiman nusantara.

Museum Bahari juga diberikan bumbu cerita mengenai ranah mistisnya. Museum Bahari pernah menjadi setting dari film Si Manis Jembatan Ancol. Selain itu terdapat lukisan Laksamana Malahayati yang konon katanya bagian matanya bisa melirik. Laksamana Malahayati jika ditelusuri dalam hikayat sejarah merupakan perempuan pejuang dari Kesultanan Aceh. Malahayati menjadi Panglima Angkatan Perang Kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Al Mukammil (1589-1604). Malahayati dipercaya memimpin Inong Balee. Inong Balee adalah pasukan wanita yang semuanya telah ditinggal oleh suaminya di medan pertempuran. Malahayati dikenang karena keberaniannya menyerang kapal serta benteng-benteng Belanda.

Terlepas dari segala selimut mistis yang menyelimuti, peristiwa kebakaran di Museum Bahari tentu menjadi duka tersendiri. Seperti diwartakan oleh sejarawan JJ Rizal bahwa hal tersebut merupakan hari bencana situs sejarah.

“Hari bencana situs sejarah, museum bahari en rumah cimanggis sama lagi kebakaran, satu kebakar api, satu lagi kebakar nafsu,” kata JJ Rizal dalam cuitannya di Twitter.