Oktober 2018 Babel Alami Peningkatan deflasi

SHARE

Babel alami peningkatan deflasi karena dipicu penurunan harga daging dan ikan


CARAPANDANG.COM - Bank Indonesia mencatat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Oktober 2018 mengalami deflasi 0,01 persen, sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yakni 0,37 persen. Penurunan harga pada sub kelompok daging dan ikan menjadi pemicu depalasi tersebut.

"Deflasi ini karena adanya penurunan harga pada sub kelompok daging dan ikan ikanan," kata Kepala Perwakilan BI Babel, Tantan Heroika, di Pangkalpinang, Kamis (15/11/2018).

Ia mengatakan, di Oktober 2018, Bangka Belitung mengalami inflasi 3,39 persen (yoy) atau secara tahun kalender sebesar 1,80 persen (ytd). Jika dilihat secara bulanan, di Oktober 2018 juga Bangka Belitung mengalami deflasi 0,01 persen (mtm). Apabila dilihat secara spasial, deflasi bulan Oktober disebabkan deflasi pada Kota Pangkalpinang sebesar 0,34 persen (mtm), sedangkan Kota Tanjungpandan mengalami inflasi 0,60 persen (mtm). Berdasarkan kelompok, deflasi terdalam terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 2,79 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi 0,81 persen (mtm).

"Walaupun mengalami deflasi pada bulan Oktober, inflasi tahunan dari kelompok bahan pangan masih perlu mendapat perhatian," ujarnya.

Secara tahunan inflasi bahan pangan masih cukup tinggi pada angka 5,62 persen (yoy), meningkat signifikan jika dibandingkan dengan bulan Oktober tahun 2017 sebesar 3,45 persen (yoy). Di sisi lain, inflasi angkutan udara juga perlu diwaspadai meskipun cukup terjaga sampai dengan bulan Oktober sehingga turut mendukung stabilitas inflasi.

"Dan tarif angkutan udara masih mengalami deflasi pada bulan Oktober 2018 yaitu sebesar 3,38 persen (yoy), namun berpotensi merangkak naik karena faktor musiman pada libur Natal dan tahun baru," ujarnya.

Dari sisi pengendalian inflasi, sampai dengan akhir tahun 2018, risiko tekanan inflasi muncul sehubungan dengan event seasonal Hari Raya Natal dan Tahun Baru, dimana pada periode tersebut permintaan bahan pokok akan meningkat. Di sisi lain, berakhirnya masa panen raya di sentra produksi dan masuknya angin musim barat memberikan dampak pada pasokan bahan pertanian dan ikan sehingga tidak dapat memenuhi peningkatan permintaan di akhir tahun. Selain itu, periode libur panjang di akhir tahun juga akan meningkatkan tekanan inflasi dari angkutan udara seiring dengan meningkatnya permintaan tiket pesawat.

"Momentum pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terjaga ini perlu dimanfaatkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas," ujarnya.

Diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan resiliensi ekonomi Bangka Belitung. Sektor pariwisata menjadi salah satu sumber ekonomi potensial di Bangka Belitung. Kesiapan infrastruktur pariwisata dan konektivitas perlu menjadi perhatian seluruh pihak yang terlibat.

"Selain itu, upaya pengendalian inflasi yang efektif dan terukur juga terus diintensifkan antara lain melalui, penguatan produksi dan efisiensi tata niaga yang merupakan penyebab struktural inflasi di Bangka Belitung," ujarnya.