Pakar Sebut Perlu Strategi Intervensi Guna Turunkan Pravalensi Perokok

SHARE

istimewa


Itu adalah strategi kunci untuk mengatasi masalah yang sangat kompleks ini. Produk hasil pengembangan teknologi dan inovatif seperti ini memiliki potensi sangat besar,” ungkap dia.

Dokter spesialis onkologi dari Inggris, Peter Harper, menambahkan sumber ragam penyakit dari rokok terdapat pada asapnya yang merupakan hasil proses pembakaran.

Pada asap rokok mengandung sekitar 5 ribu senyawa kimia, di mana sekitar 80 di antaranya bersifat toksik hingga dapat memicu timbulnya kanker.

“Anda merokok untuk nikotin, tetapi meninggal karena asapnya,” kata Harper.

Oleh sebab itu, Harper menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok. Apabila kesulitan berhenti langsung, maka produk tembakau alternatif adalah opsinya. Sebab, produk tembakau yang dipanaskan maupun rokok elektrik menerapkan sistem pemanasan, bukan pembakaran seperti pada rokok. Dengan penerapan sistem kerja tersebut, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap dan abu.

“Berhenti langsung adalah pilihan terbaik. Apabila strategi saat ini belum berhasil, produk inovatif dapat membawa solusi untuk membantu mereka yang kesulitan untuk berhenti merokok sekaligus mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,” ucap Harper.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUPP), Tribowo Tuahta Ginting, meneruskan ada dua cara untuk membantu perokok dewasa, yaitu farmakologi dan non-farmakologi.

Farmakologi adalah metode berhenti merokok dengan menggunakan obat-obatan seperti nicotine replacement therapy, sedangkan non-farmakologi lebih mengedepankan psikoterapi.

“Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mengurangi jumlah perokok dan bahaya merokok melalui pelatihan konseling. Namun pelatihan-pelatihan itu masih belum berjalan dengan baik sehingga banyak sekali masyarakat yang memerlukan obat untuk membantu mereka berhenti merokok,” tuturnya.

Masyarakat Indonesia, Tribowo menambahkan, membutuhkan adanya kombinasi antara farmakologi dan non-farmakologi. Hanya saja, nicotine replacement therapy belum tersedia di Indonesia sehingga upaya yang bisa dilakukan saat ini melalui psikoterapi.

“Maka produk tembakau alternatif menjadi pilihan untuk beralih dari rokok dan mengurangi dampaknya,” terangnya.
 

Halaman : 1