Pengamat: Rekam Jejak Calon Menjadi Penentu Kemenangan Pada Pilkada Surabaya 2020

SHARE

Ilustrasi


CARAPANDANG.COM - Popularitas tidak menjadi jaminan seseorang menang dalam pemilihan kepada daerah. Sebab, masyarakat sekarang sudah lebih cerdas dalam memilih  calon pemimpinnya.

Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik dari  Universitas Airlangga,  Suko Widodo di Surabaya, Senin (14/1). 

Seperti halnya nanti pada Pemilihan Kepada Daerah Kota Surabaya tahun 2020, popularitas tidak menjadi jaminan seseroang terpilih. "Pemilih sekarang tak mudah dipengaruhi oleh popularitas seseorang, artinya popularitas bukanlah jaminan akan terpilih, " tegasnya. 

Suko Widodo mengatakan justru saat ini yang menjadi faktor yang menentukan adalah rekam jejak calon kepala daerah yang akan maju nanti. Sebab masyarakat akan melihat hal tersebut sebagai sumber utama rujukan mereka dalam menentukan pilihan. Selain itu, juga pemilih akan melihat kepribadian dan  karyanya.

Pria yang karib disapa Sukowi berpendapat sepanjang calon wali kota memiliki bukti nyata atas karya yang bisa dirasakan publik maka akan sangat berpeluang terpilih. Masyarakat saat ini tidak melihat latar belakang mereka sebelumnya.

"Tak peduli sari mana berasal, apakah dari politisi, birokrat, pengusaha, akademisi atau apapun," katanya.

Lebih lanjut dosen komunikasi politik Fisip Unair tersebut mengatakan meski Pilkada Surabaya digelar tahun depan, tapi kriteria calon sudah mulai bermunculan, salah satunya adalah isu kepemimpinan milenial. Sukowi menjelaskan, ada banyak kekeliruan dalam memandang kepemimpinan milenial, yaitu menyebut seorang pemimpin muda, padahal merupakan sesuatu yang sangat berbeda.

Dalam era disruption seperti sekarang, kata dia, mengharuskan manajemen pengelolaan yang tidak meninggalkan aspek historikal dan menggabungkannya dengan masa depan. "Jadi kemepimpinan milenial itu meminta adanya penguasaan pengalaman kesejarahan dan membawanya ke prospek masa depan," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pemimpin milenial untuk Kota Surabaya ke depan harus punya pengalaman dengan disertai bukti. Sementara itu, setahun menjelang masa berakhirnya Tri Rismaharini sebagai Wali Kota Surabaya, bermunculan sejumlah nama yang diwacanakan tepat menjadi orang nomor satu di Kota Pahlawan periode 2020-2025. Beberapa di antaranya Ketua Muda-Mudi Demokrat Jatim Bayu Airlangga, Ketua GP Ansor Jatim Gus Abid, Wakil Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin (Mas Ipin), termasuk Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana.