Raport Merah 1 Tahun Nadiem Makarim, FSGI Singgung Siswa Bunuh Diri

SHARE

tangkap layar poin penilaian FSGI untuk program PJJ Kemendikbud


CARAPANDANG.COM – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengadakan diskusi virtual dengan tema “Raport Merah 1 Tahun Pendidikan Mas Menteri Nadiem Makarim”. Dalam diskusi tersebut, FSGI meninggung tentang siswa bunuh diri di Gowa, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu diduga depresi karena sulitnya mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Adalah Komisioner KPAI sekaligus Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti yang menyuarakan tersebut. Retno mengatakan memang untuk PJJ, FSGI memberikan nilai 55 karena lebih banyak kelemahan daripada kelebihan yang ditemukan.

“Kami mempunya data-data dan survei yang menyebutkan bahwa memang nilainya kurang semua. Kami juga punya perwakilan di berbagai daerah di Indonesia, yang dimana guru-guru ini memang pelaku lapangan dan berhubungan dengan wali murid serta siswa,” kata Retno dalam diskusi yang dilakukan Minggu (25/10/2020).

Satu kelebihan yang didapat oleh Retno dari PJJ adalah mencegah sekolah menjadi cluster penyebaran COVID-19. Menurut Retno ini memang patut di apresiasi, mengingat Indonesia sampai sekarang pun belum mampu  mengendalikan pandemi.

Sementara untuk kekurangan, Retno mencatat ada 5 poin. Pada poin pertama, Retno memasukkan tentang PJJ yang telah memakan korban jiwa.

“Itu terjadi baru-baru ini, pertama siswa SD yang dianiaya oleh orangtuanya karena sulit diajarkan. Dan selanjutnya dan baru juga terjadi adalah siswi SMA di Gowa yang menenggak racun karena diduga dia mengalami depresi terhadap tugas-tugas sekolah,” kata Retno.

“Meskipun bunuh diri anak motif nya tidak pernah tunggal, tapi motif PJJ ada di dalamnya. Itu terekan dari percakapan korban dengan dua sahabatnya yang kemudian percakapan di handphone itu ditemukan pihak kepolisian di dalam proses penyidikan,” sambung Retno.

Kemudian poin kedua adalah tidak ada pemetaan yang dilakukan terhadap permasalahan PJJ. Ketiga, banyak masalah PJJ yang tidak dapat diselesaikan.

“Poin keempat langkah penanganan PJJ telah dilakukan justur tidak didasarkan pada akar masalah PJJ dan terakhir tidak melakukan evaluasi yang berkesinambungan,” kata Retno.